GenPI.co - Halo, namaku Sinar. Ini ceritaku tiga tahun lalu saat aku bertemu dengan seorang pria tanpa sengaja.
Saat itu hujan deras menyelimuti malam yang gelap. Aku sedang menunggu busway di halte dengan seorang pria yang aku tidak tahu.
Tibalah bis yang aku tunggu itu. Saat hendak masuk ke dalam, ternyata kondisinya padat, mau tidak mau aku harus berdiri.
Saat memegang tiang untuk menahan agar tidak jatuh, seorang pria yang bersamaku di halte itu tanpa sengaja memegangnya juga.
Jadi, secara bersamaaan dia memegang tanganku di tiang itu.
"Eh, maaf mba nggak sengaja," ujar pria itu sambil melepas tangannya.
Aku hanya tersenyum mengangguk. Kami pun turun di halte yang sama, sambil menunggu ojek online aku tanpa sengaja membuka dompet dan meletakkannya di kursi halte.
Kami berpisah. Namun, tiba-tiba pria itu mendatangi rumahku.
"Permisi, mbak," ucap pria itu sambil menyebutkan salam.
"Loh, kamu cowok yang di halte tadi, kan?," tanyaku.
"Benar, mbak. Mbak memang nggak ngerasa kalau ada yang hilang?," tanya pria itu.
Aku pun bingung karena merasa semuanya baik-baik saja.
"Ini (mengulurkan tangannya memberi dompet, red). Tadi ketinggalan saat mbanya teleponan," sahutnya.
"Ya, Allah, mas. Terima kasih, ya. Saya nggak ingat sampai sekarang," ucapku.
Hujan pun tiba-tiba datang kembali di pukul 22.00 WIB. Aku nggak tega melihat dia pulang dengan kondisi hujan seperti itu dan naik kendaraan umum.
Aku persilahkan pria asing itu masuk ke teras rumah dan membuatkannya mie instan rebus.
Kami melahap makanan bersama saat itu. Namun, tak disangka, pertemuan itu menjadi awal kami bersama.
Tiga tahun sudah aku bersamanya sejak saat itu. Kini aku yang menemani hari tuanya kelak.
Ya, betul. Kami akhirnya menikah setelah hampir tiga tahun berpacaran. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News