GenPI.co - Assalamualaikum, nama saya Yanni Kim. Saya asli orang Jakarta, tepatnya di daerah Pluit.
Ini adalah Ramadan pertamaku sejak memeluk Islam pada akhir tahun 2022. Alhamdulillah, aku dapat hidayah.
Permulaan aku memeluk Islam adalah saat aku mendengar suara seseorang mengaji dari toa masjid dekat rumah.
Saat aku mendengar suara mengaji itu rasanya sangat menyejukkan hati.
Ibarat lagu, aku seperti hanyut terbawa perasaan damai saat itu.
Itulah awal permulaanku mantap menjadi hamba Allah SWT.
Berbicara soal berpuasa. Sebenarnya, saya sudah pernah berpuasa di keyakinan yang lama.
Hanya saja, tidak satu bulan penuh.
Kini aku berjuang sendirian menahan lapar dan haus.
Pasalnya keluargaku tidak ada yang menunaikan ibadah puasa.
Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang mendukung.
Meski di rumah tidak ada yang menjalankan ibadah puasa, keyakinanku tetap dihargai mereka.
Mami adalah orang yang aku sayangi. Mami selalu menyiapkan menu sahur.
Dia rela tidak tidur agar aku bisa menyantap menu kesukaanku, sayur asam dan ikan asin. Mami juga senang membuatkan menu berbuka.
Kalau menu berbuka aku sangat suka menyantap buah kurma dan es timun suri. Kalau siang bolong, rasanya pengin cepat-cepat buka untuk jajan.
Intinya, aku sangat bersyukur diberikan keluarga yang bahagia.
Bahkan, saat aku memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat, mami ada untuk mendampingi.
Kurang bersyukur apa aku? Semuanya Allah SWT sudah rencanakan dengan baik, bahkan aku diberikan ibu yang sangat luar biasa.
Meski aku di dalam kesendirian di Ramadan tahun ini, aku yakin Allah SWT selalu menyertaiku di mana pun aku berada.
Selama delapan hari berpuasa aku bersyukur belum ada yang batal. Namun, aku tidak tahu kalau nantinya akan datang bulannya para cewek.
Punya keluarga yang sangat rukun dan toleransi membuat aku berharap kepada Allah memberikan mereka kesehatan. Karena mereka adalah support sistemku.
Kisah mualaf ini seperti dituturkan Yanni Kim kepada GenPI.co.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News