GenPI.co - Hai, perkenalkan namaku Dio Romano, kini aku sah memeluk Islam. Namun, aku tidak mengganti nama setelah menjadi seorang muslim.
Aku sangat menyukai namaku karena merupakan pemberian dari Ayah sejak aku lahir. Walaupun terlahir di dalam keluarga Kristen, tetapi aku kini beragama Islam.
Keputusan menjadi mualaf berawal saat ibuku menikah lagi dengan papa sambung yang seorang muslim. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut bersama mereka.
Namun, aku cukup senang karena bisa menjadi seorang muslim. Sejak kecil dulu aku pun terbiasa dengan ritual agama Islam.
Bahkan, sejak SD aku sudah ingat dengan Al-Fatihah. Jadi, menjadi seorang muslim akan aku nikmati selamanya.
Terkait Ramadan, tentu saja aku ikut berpuasa karena aku seorang muslim. Aku juga sangat menikmati momen berbuka puasa.
Di rumah, biasanya keluargaku membuat gorengan, membeli lontong, dan membuat es buah.
Berpuasa menurutku sama dengan menahan diri. Sebab, berpuasa bukanlah untuk mehanan lapar dan haus semata.
Saat berpuasa, aku selalu berusaha untuk tidak berbohong, tidak melakukan hal buruk seperti berbicara tentang orang lain, dan menahan hawa nafsu.
Menurutku semua itu ada hubungannya dengan rasa syukur. Mungkin saja tuhan ingin membuat kita semua merasakan betapa nikmatnya kesederhanaan.
Walaupun sudah hafal bacaan salat, akan tetapi aku terkadang masih malas melakukannya.
Namun, aku anggap hal itu sebagai proses yang harus aku lakukan. Aku yakin aku bisa memperbaiki keimananku di bulan suci ini.
Kisah mualaf ini seperti dituturkan Dio Romano kepada GenPI.co(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News