Ramadan di Finlandia, Toleransinya Sangat Tinggi, Bikin Tentram!

21 April 2022 16:30

GenPI.co - Halo, namaku Debby Agustin, biasa dipanggil Debby. Saat ini aku tinggal di Eropa Utara, tepatnya di Helsinki, ibu kota Finlandia. Ini kisahku jalani Ramadan di Finlandia.

Di sini aku sedang menempuh pendidikan Msc in Microbiology and Microbial Biotechnology di University of Helsinki.

Tahun ini adalah Ramadan pertamaku di sini. Tentu, suasananya sangat berbeda dengan Indonesia.

BACA JUGA:  Ramadan di Portugal, Aku Rindu Suara Azan

Masjid di sini jaraknya cukup jauh, sedangkan aku bisa mendengar tadarusan dari masjid selama Ramadan di Indonesia.

Di Finlandia, karena Muslim memang menjadi minoritas, suasana saat Ramadan pun tidak ada sesuatu yang spesial atau berbeda dari hari biasa.

BACA JUGA:  Ramadan di Inggris, Aldi Bawazier Mudah Dapatkan Gorengan Bakwan

Menjalani puasa di negeri yang minoritas Islam tentu jadi hal baru buatku.

Di sini, teman-teman kelasku semuanya nonmuslim.

BACA JUGA:  Ramadan di Amerika Serikat, Aku Mulai Rindu Masakan Mama

Namun, jangan harap ada cerita soal rasisme atau pelarangan menjalankan ajaran agama.

Mereka sangat menghormatiku. Secara umum, Finlandia memang negara yang multikultural. Jadi, di sini semuanya saling menghargai dan sangat menghormati perbedaan.

Tidak pernah ada yang menggangguku saat beribadah atau menghasut melakukan hal yang dilarang dalam ajaran Islam.

"Alhamdulillah, nyaman dan tentram," ujar Debby.

Meski ini adalah tahun pertama merasakan Ramadan di Finlandia, aku merasa tak begitu sulit dalam hal beradaptasi.

Sebab, menjadi minoritas di Finlandia, membuat umat Islam, terutama muslim Indonesia, untuk menjaga ukhuahnya.

Terkadang, kami saling mengirim makanan berbuka puasa. Beberapa kali kami juga mengadakan buka puasa bersama.

Sajiannya apa saja? Ah, sudah tentu makanan-makanan Indonesia.

Usai menyantap makanan berbuka, kami biasa melanjutkannya dengan tarawih berjemaah.

"Alhamdulillah, cukup mengobati rasa rindu suasana Ramadan di Indonesia," kata Debby.

Menjalani puasa di Indonesia memang tidak ada duanya. Kadang aku rindu juga sebenarnya.

Biasanya, aku ngabuburit bersama teman atau keluarga sembari menunggu waktu berbuka puasa.

Aku juga rindu kebersamaan di keluargaku. Biasanya, ibu membuat sajian makanan berbuka. Aku dan adik perempuan membantu ibu memasak atau menyiapkan minumannya.

Kami lantas berbuka puasa bersama, salat magrib bersama, dan ke masjid bersama untuk salat Isya serta Tarawih. Ah, rindu!(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co