GenPI.co - Perkenalkan namaku Agung Nugroho. Kini, usiaku 25 tahun.
Sudah 3 tahun aku berprofesi sebagai anak buah kapal yang sering bertugas keliling pelabuhan di Indonesia.
Mungkin profesiku ini membuatku harus jauh dari orang tua dan tak bisa bertemu untuk waktu yang sangat lama.
Hal itu sangat jelas aku rasakan selama aku bertugas. Aku sungguh rindu bertemu dengan kedua orang tuaku secara fisik.
Selama 3 tahun ini aku hanya bisa menyapa mereka via video call.
Tentu akan sangat berbeda rasanya ketika kami bisa bertemu secara langsung.
Seminggu sebelum Lebaran aku mendapat kabar jika kapal kami tak akan tiba di Surabaya, tetapi harus melanjutkan tujuan ke Makassar.
Saat itu aku sedih karena momen berkumpul dengan orang tuaku saat Lebaran tahun ini sepertinya tak akan terwujud.
Aku terus berdoa selama 3 tahun ini kondisi mereka baik-baik saja dan berharap keajaiban masih bisa terjadi pada tahun ini bisa bertemu dengan mereka secara langsung.
Tepat H-2 Lebaran, aku mendapat kabar dari atasan bahwa kapal kami harus menepi di Madura selama 3 hari untuk pengecekan.
Setelah tahu kabar tersebut, aku langsung bergegas ketemu dengan atasan untuk menyampaikan niatku pulang ke Surabaya.
"Pak, maaf mengganggu, bolehkah saya berbicara sebentar?" tanyaku.
"Boleh Gung, ada apa ya?" ucap atasanku Pak Rudi.
"Saya mendapat kabar kapal akan berlabuh di Madura hari ini. Oleh karena itu, saya meminta izin untuk menemui orang tua saya sebentar di Surabaya, Pak," ujarku.
"Oh oke, tetapi kamu harus tiba kembali di sini Lebaran hari kedua, ya," kata Pak Rudi.
"Iya, Pak. Terima kasih banyak," ucapku.
Setelah mendapat izin, aku langsung merapikan barang-barangku yang ada di kamarku.
Setibanya di Madura saat H-1 Lebaran, aku langsung menuju ke kampung halamanku yang berada di Kenjeran, Surabaya.
Aku memang sengaja tak memberi tahu orang tuaku bahwa aku akan pulang.
Sesampainya di rumah pada malam Takbiran, mereka kaget melihat diriku datang.
Penuh rasa rindu aku langsung memeluk mereka dengan erat.
Akhirnya setelah 3 tahun tak bertemu, aku dapat menghabiskan waktu dengan orang tuaku meski hanya sebentar.
Keesokan harinya, kami merayakan Lebaran dengan penuh gembira, pergi ke masjid bersama hingga kembali merasakan masakan opor ayam favorit buatan ibuku.
Meski hanya sehari, aku sangat mensyukuri momen tersebut. Aku kemudian menjelaskan kepada orang tuaku bahwa aku harus kembali ke kapal besoknya.
Mereka pun mengerti dan mendoakanku agar baik-baik saja selama bekerja.
Bagiku Lebaran tahun ini menjadi momen yang tak bisa aku lupakan karena rasa rinduku yang telah lama kupendam akhirnya dapat tersampaikan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News