Pesona Duda Tampan Sukses Luluhkan Hatiku, Aku Lemas

18 Juni 2022 23:50

GenPI.co - Hai, perkenalkan namaku Safira Amalia. Umurku 27 tahun dan baru saja melangsungkan pernikahan dengan seorang lelaki yang aku temui secara tidak sengaja.

Saat itu, temanku mengajak untuk ikut ke lapangan sepak bola di mana dirinya akan bermain bersama teman-temannya.

Sebelumnya memang kami sudah ada janji untuk bermain bersama.

BACA JUGA:  Hangatnya Bidadari Pesisir, Lelahku Seketika Pergi

Oleh karena itu, agar tidak bolak-balik akhirnya aku ikut dia bermain sepak bola terlebih dahulu sebelum nantinya kami nongkrong.

Akhirnya, pada minggu pagi saat itu, aku, dan kedua temanku, yakni Tiara Andara dan Andre Sukoi pergi ke salah satu lapangan sepak bola.

BACA JUGA:  Suami Pulang Larut Malam, Papa Mertua Makin Sayang

Ketika Andre bermain, aku dan Tiara menonton di pinggir lapangan.

Saat menonton, aku memperhatikan ada salah satu pemain yang bermain sangat memukau.

BACA JUGA:  Aku Tumbang di Kamar, Bapak Kost Datang Bawakan Vitamin

Pria yang mengenakan jersey dengan nomor punggung 10 itu terlihat lebih baik dari 23 pemain lainnya di lapangan.

“Tiara, lihat nomor sepuluh, deh. Mainnya bagus, ya?” ujarku ke Tiara.

“Mainnya atau mukanya?” kata Tiara sambil tertawa.

Aku hanya ikut tertawa tanpa menjawab perkataan Tiara.

Setelah Andre selesai bermain, aku iseng bertanya kepadanya mengenai pemain nomor sepuluh tersebut.

“Ndre, nomor sepuluh namanya siapa, tuh?” tanyaku sambil tersenyum.

“Oh, itu Rama. Rama Putra nama lengkapnya. Kenapa? Lo suka, ya? Wah doyannya duda ternyata Safira,” jawab Andre.

“Hah? Dia duda?” ucapku.

Aku cukup kaget karena perawakannya terlihat masih muda.

Saat aku masih terkaget, Andre tiba-tiba memanggil pria tersebut.

“Ram, sini deh. Ada yang mau kenalan, nih,” ujar Andre secara lantang.

Aku langsung mematung dan mencubit pinggang Andre.

Rama berjalan ke arah kami secara perlahan.

Dia langsung menjulurkan tangannya ke arahku sambil menyebutkan namanya.

“Rama,” ujarnya dengan suara berat yang membuatku makin luluh.

“Eh, iya, Safira,” jawabku dengan terbata-bata.

Setelah itu, kami bertukar nomor handphone dan sejak saat itu terus berkomunikasi secara intens.

Selang enam bulan setelahnya, kami memutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih serius melalui pernikahan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co