GenPI.co - Namaku Nacita. Saat ini aku berkuliah di salah satu universitas swasta di Bandung.
Ini ceritaku saat pulang kuliah beberapa hari lalu. Tentunya bersama dengan kekasihku, Andreas.
Saat itu hujan menyirami Bandung. Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, saatnya aku pulang kuliah.
Aku sudah terbiasa diantar jemput oleh Andreas. Sore itu aku mulai menelponnya.
"Sayang, boleh jemput aku?" kataku kepada Andreas melalui telepon.
"Kamu tunggu saja, ya. 15 menit aku sampai," jawab Andreas.
"Hati-hati di jalan sayang," sahutku.
Aku pun menunggunya sedikit lama, lebih dari 15 menit dan bahkan lebih dari satu jam.
Alasan Andreas telat menjemputku karena macet. Maklum, sore itu memang Bandung diguyur hujan.
Akhirnya, Andreas datang menjemputku di lobby kampus. Aku langung masuk mobilnya.
Hari itu memang terasa dingin. Tidak hanya itu saja, jalanan pun macet.
Andreas yang melihatku kedinginan langsung meminjamkan jaketnya.
Aku pun sesekali memegang tangan dan memeluknya ketika sedang nyetir.
"Dingin, sayang," kataku.
"Sabar, ya. Aku nggak bisa matikan AC takut berembun," tuturnya.
Di tengah kemacetan tiba-tiba Andreas melipir ke jalan dan menghentikan mobilnya.
"Kamu mau ngapain?," tanyaku.
"Sebentar, ya," jawab Andreas.
Dia lantas keluar dari mobil dan menyebrang masuk ke dalam kedai kopi.
Tak lama aku menunggu, Andreas membawakanku cokelat hangat. Ya, itu minuman kesukaanku.
"Nih, supaya kamu tetap hangat," kata Andreas sambil mencium keningku.
Aku pun tersipu malu. Dia benar-benar kekasih yang penuh dengan kejutan yang tak aku sangka-sangka.
Sepanjang perjalanan, kami pun menikmati cokelat hangat itu. Hingga malam hari, suasananya semakin romantis meski macet. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News