GenPI.co - Perkenalkan, namaku Juno. Aku adalah seorang mahasiswa aktif yang masih bergelut dengan buku dan skripsi guna mendapatkan gelar sarjana.
Oleh sebab itu, aku menjadi lebih rajin datang ke kampus untuk mencari referensi buku di perpustakaan.
Pada suatu hari, aku memutuskan untuk mengerjakan skrips di perpustakaan kampus karena bosan di indekos.
Untungnya, perpustakaan di kampusku buka hingga pukul 9 malam. Dengan begitu, aku menjadi lebih leluasa mengerjakan skripsiku tanpa mengkhawatirkan waktu.
Saat menapaki lantai perpustakaan, aku tercengang melihat kondisi nan sepi. Wajar saja sih, karena mahasiswa lainnya masih liburan di kampung halamannya.
Aku pun tak menghiraukan suasana sepi tersebut lantaran ingin fokus mengerjakan skripsiku agar cepat selesai.
Jam akhirnya menunjukkan pukul 7 malam. Tak kusangka, aku melihat salah satu teman seangkatanku yang baru datang ke perpustakaan, Amira namanya.
Kami pun akhirnya bertegur sapa dan membahas soal skripsi yang baru saja kutulis di layar laptopku.
Saat aku membahas soal suasana perpustakaan, Amira lantas terlihat gugup. Dia juga mengaku merasakan hal yang sama, yaitu sepi.
Meski demikian, hal tersebut tak menyurutkan niat kami untuk mengerjakan skripsi agar bisa cepat lulus dari kampus ini.
Saat jam menunjukkan pukul 8 malam, tiba-tiba saja Amira terlihat diam seakan-akan tenggelam dalam skripsinya sendiri.
Kami pun tetap mengetik tanpa bersuara dan ikut tenggelam dalam keheningan. Akan tetapi, aku merasa ada hal janggal dari Amira yang terlihat sangat pucat.
Menjelang pukul 9, aku mengajak Amira ulang. Akan tetapi, Amira tidak menghiraukan ajakanku dan tetap diam.
Lama kelamaan aku pun curiga dengan kondisi Amira yang tak beres. Saat aku beranjak dari kursi, tiba-tiba saja Amira sudah berdiri di belakangku dan memintaku untuk tetap duduk.
Sesaat kemudian, Amira mencengkeram tanganku dan memerintahkan aku untuk tetap diam. Saat itu, aku melihat raut wajah Amira berubah drastis.
Matanya memerah dan wajahnya menjadi pucat. Tak lama kemudian, dirinya berubah menjadi sosok menyeramkan.
“Aku ingin kamu tinggal selamanya di perpustakaan ini dan menjadi bagian dari debu,” kata Amira. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News