Pura-pura Amnesia, Adikku Tega Merebut Suamiku

11 Februari 2021 15:35

GenPI.co - Kisah tragis ini berawal saat adikku, Rina dan suaminya, Mas Zian pergi ke Bandung untuk berlibur. 

Namun, di tengah perjalanan, mobil yang mereka bawa mengalami kecelakaan yang cukup hebat. 

BACA JUGA: Kenali 5 Tanda Wanita yang Tulus Mencintai Pasangannya

Dalam insiden tersebut, nyawa Mas Zian tak terselamatkan, sedangkan Rina koma. 

"Ada sedikit benturan di kepala Rina, kemungkinan, dia akan mengalami amnesia ringan setelah siuman," kata dokter. 

Mendengar keadaan adikku itu, aku langsung menangis. Bahkan, satu ruangan di rumah sakit bisa mendengar tangisanku. 

Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan dan apa yang harus aku sampaikan kepada Rina soal suaminya. 

Entahlah, aku hanya bisa berdoa agar Rina segera siuman. 

Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya Rina sadar juga. 

Saat aku mendekatinya, Rina menatapku dengan penuh kebingungan. 

"Kamu siapa? Mana suamiku, mana?" kata Rina. 

Benar kata dokter, Rina mengalami amnesia. Dia tak mengenaliku, kakaknya sendiri. 

Aku berusaha untuk menjelaskan situasi yang terjadi kepada Rina, tapi Mas Toni, suamiku tiba-tiba masuk ke kamar Rina. 

"Mas Zian, suamiku, kamu dari mana?" kata Rina. 

Aku langsung kaget saat mendengar Rina menyebut Mas Toni sebagai suaminya yang telah meninggal, Mas Zian. 

Mas Toni pun langsung menatapku dengan penuh kebingungan. 

"Apa yang terjadi? " tanya Mas Toni. 

"Rina amnesia mas," jawabku. 

Aku meminta Mas Toni untuk berpura-pura menjadi Mas Zian. 

Hal itu aku lakukan, karena aku tak ingin membuat hati Rina terluka. 

Awalnya, Mas Toni menolak permintaanku. Tapi karena aku memaksa, akhirnya dia mau juga. 

"Maafkan aku mas, aku hanya tak ingin melihat adikku satu-satunya menderita," kataku. 

Aku juga menjelaskan bahwa kondisi ini tak akan lama. 

Pasalnya, dokter memberitahu bahwa kasus amnesia ringan bisa sembuh dalam waktu yang cukup cepat. 

Singkat cerita, Mas Toni pun berpura-pura menjadi suami Rina. 

Awalnya, aku merasa biasa saja saat melihat Mas Toni dan Rina bermesraan. 

Namun, makin hari aku makin tak bisa menyembunyikan perasaan cemburuku. 

Rina terus menunjukkan sayang, perhatian, kepada Mas Toni, suamiku yang dianggap suaminya. 

Untungnya, aku masih bisa menahan dan masih bisa bertahan dalam keadaan itu. 

Lebih baik aku yang tersakiti, daripada aku melihat adikku menderita. 

Setelah beberapa bulan, Rina kembali ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya. 

Semua berjalan seperti biasa, aku berjalan sendiri, sedangkan Rina dan Mas Toni bergandengan tangan. 

Setelah mereka pergi ke mobil, dokter yang memeriksa Rina memanggilku ke ruangannya. 

Dokter tersebut menjelaskan bahwa kondisi Rina sebenarnya sudah membaik. Bahkan, luka di kepalanya sudah cenderung pulih. 

Namun, dokter heran kenapa Rina masih tidak ingat dengan hal-hal yang terjadi di dalam hidupnya.

"Berdasarkan hasil dari beberapa pemeriksaan, kemungkinan besar Rina sudah sembuh dan saat ini, mungkin dia sedang berpura-pura," kata dokter. 

Aku pun langsung kaget mendengar penjelasan dokter tersebut. 

Sepanjang perjalanan pulang, aku terus memikirkan penjelasan dokter tadi. 

Apa iya, Rina setega itu pada kakaknya sendiri? 

Setelah itu, aku pun memutuskan untuk menyelidiki Rina. 

Suatu hari, Rina pergi ke luar rumah sendiri, katanya dia ingin membeli es krim. 

Namun, setelah aku ikuti dari jauh, dia ternyata menuju ke tempat pemakaman. 

Aku pun langsung meneteskan air mata saat melihat Rina duduk di samping makam suaminya, Mas Zian. 

"Maafkan aku mas, aku tak tahu caranya untuk menyudahi ini. Aku sudah menyakitimu, aku juga sudah menyakiti kakakku," kata Rina diiringi tangis. 

Tak sanggup melihat  apa yang ada di depan mataku, aku pun memutuskan untuk pergi. 

Aku sangat marah pada Rina, tapi entah apa yang aku pikirkan. 

Aku justru tak mau Rina tahu bahwa aku sudah mengetahui bahwa dia sedang berpura-pura. 

Hingga pada akhirnya, Mas Toni tetap berpura-pura menjadi suami Rina dan aku bersikap seakan tidak tahu. 

BACA JUGA: Peneliti Ungkap Alasan Utama Pasangan Bertengkar Saat Berlibur

Entah sampai kapan ini akan terjadi, yang pasti aku tak ingin membuat adikku sakit hati untuk kali keduanya. (*) 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Andi Ristanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co