Aku Terkulai Lemas oleh Ulah Duda Tampan, Hatiku Remuk Redam

11 Februari 2021 21:10

GenPI.co - Dalam kamus percintaan, aku yakin tidak ada yang namanya perbedaan usia. Itulah yang aku alami sekarang.

Usiaku saat ini baru 18 tahun, tetapi apakah salah aku mencintai seorang duda anak satu?

Rasa cinta itu muncul saat aku sering berkunjung ke salah satu kedai kopi di persimpangan jalan dekat kantor papahku. Ya, duda itu pemilik kedai kopi di sana, namanya Bima.

BACA JUGAAku Terkulai Lemas, Janda Tersebut Memang Jago Memasukkan Paku...

Om Bima memang cool dan tubuhnya atletis. Pria berumur sekitar 38 tahun itu ternyata bercerai dengan mantan istrinya karena perselingkuhan.

Sungguh menyakitkan memang, dalam pikirku 'Perempuan mana yang berani menyelingkuhi dia? Aku saja nggak tega, harusnya mantan istrinya beruntung".

Ketertarikanku muncul dan kami saling tukar kontak pribadi dengan alasan aku ingin bekerja di kedainya. Semenjak itu, aku merasa makin dekat dengannya dan mulai mengetahui bahwa ia memiliki seorang putra berusia 4 tahun.

Ingin menjauh, tetapi hatiku menuntun untuk makin dekat. Mungkin karena status yang disandangnya buatku sedikit ragu. 

Namun, akhirnya aku mencoba anggap biasa saja dan terus berusaha meyakinkan om Bima, kalau diriku serius. Saat bicara empat mata saja dia menarik hatiku, pikirannya begitu dewasa membuatku jatuh cinta.

Om Bima pun sempat pergi untuk mencari bahan kopi denganku. Awalnya aku merasa malu, tetapi kini tidak lagi.

Aku ragu, apakah om Bima memiliki perasaan yang sama atau tidak. Dari pandanganku, sepertinya om Bima selalu baik kepada semua orang, membuat aku ragu.

Kendati demkian, aku mencoba memberanikan diri untuk mengatakan cinta kepada om Bima secara langsung. Jawabannya buatku hancur lebur terkulai lemas.

BACA JUGAAku Terkulai Lemas Dibujuk Rayu Teman Online

Cintaku ditolak karena baginya aku belum terlalu matang untuk berpikir ke depan. Dia beralasan masih banyak kesempatan yang bisa aku peroleh tanpa dia.

Aku malu setengah mati, mungkin memang aku belum cukup dewasa. Bahkan, aku memilih untuk berhenti kerja di kedai kopinya dan memendam perasaan malu ini.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co