GenPI.co - Mendapatkan hati perawan desa bernama Rara anak seorang camat bukan perkara mudah. Sebab, butuh perjuangan dan materi yang melimpah agar dilihat orang tuanya.
Namun, apa dayaku hanya seorang anak peternak bebek yang tengah berjuang memutar roda perekonomian di tengah masa-masa sulit.
Jadi, bagiku mendapatkan cintanya hanya mimpi belaka karena aku paham dengan kondisi saat ini.
BACA JUGA: Pandai Bergoyang, Istri Tetangga Jago Bikin Aku Basah, Ahh..
Rara setiap hari selalu ada pria datang ke rumahnya untuk meminangnya, tetapi selalu ditolak olehnya.
Aku hanya bisa mengamati Rara dari kejauhan saja. Sampai suatu saat aku dipermukan oleh Rara di pasar saat tengah belanja sayur. Aku sangat terpesona olehnya.
Kedua pasang mata kami saling menatap satu sama lainnya beberapa menit. Nampaknya, Rara tertarik denganku.
"Mas, permisi ya," kata Rima
Saat itu, Rara berkata itu untuk lewat di sampingku. Harum tubuhnya sangat khas dan bisa merangsang para pria saat mencium wanginya.
"Duh, wangi dan cantiknya buat aku hilang konsentrasi," kataku dalam hati.
Ternyata, Rara saat itu tengah blusukan karena bakal mencalonkan diri sebagai walikota setempat. Mencari perhatian dan simpati warga mulai dilakukannya.
"Sulit buatku mendekat. Rara ternyata calon walikota. Aku hanya rakyatnya saja yang butuh pertolongan ketimbang cinta," keluhku.
Setiap kali Rara melaksanakan kampanye aku selalu hadir dan masuk kader partainya. Cara itu sudah buat aku senang berada di dekat Rara biarpun hanya seorang kader.
Rara menjadi walikota adalah ambisiku sebagai bentuk ungkapan cinta mewujudkan mimpinya yang dimiliki sejak kecil.
Mimpi itu aku ketahui dari pemberitaan di media massa yang viral belum lama ini.
"Pilih Rima nomor satu, peternak sejahtera dan petani makmur," teriak Rara setiap menjalankan kampanyenya.
Tibalah pada hari pemungutan suara, hatiku berdetak kencang karena berharap Rara dapat menang dan menjadi walikota.
BACA JUGA: Aku Terkulai Lemas oleh Ulah Duda Tampan, Hatiku Remuk Redam
Ketika tiba di bilik suara dan membuka surat suara, aku hanya menelan ludah melihat pesona Rara
Tanpa berpikir panjang, aku langsung tancap gas mencoblos Rara sang calon walikota yang masih perawan itu sampai berlubang. Tandanya suaraku sudah miliknya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News