Duda Keren Itu Sungguh Memesona, Aku Lemas Dibuatnya

29 Maret 2021 22:25

GenPI.co - Cerita ini begitu rumit dirangkai. Ini tentang perasaan cinta yang sulit diungkapkan.

Aku pernah dekat dengan seorang duda keren atau yang biasa disebut duren. Namanya Christian.

BACA JUGA: Tubuh Adik Ipar Lebih Menggoda, Aku Selalu Lemas Dibuatnya  

Duda yang sudah aku taksir sejak pertama kali masuk SMA. Dia adalah guru olahraga di sekolahku.

Sebenarnya, usianya tidak tua, sekitar 30 tahunan. Namun, dia harus berpisah dengan istri dan masih memiliki seorang putra yang masih kecil.

Semua bermula ketika aku sering melihat Pak Christian saat dia mengajari anak-anak muridnya, termasuk aku, berolahraga di sekolah.

Momen mengajar itu yang selalu aku tunggu-tunggu. Aku selalu tebar pesona kepadanya setiap kali mata pelajarannya berlangsung.

Aku memang masih bocah, tetapi fantasiku sudah mulai berjalan. Aku yang ingin selalu diperhatikan lantas mengecilkan seragam olahragaku.

Tentunya hal itu agar dia terpesona saat mamandamg bagian tubuhku. Maklum, aku tidak terlalu cantik.

Saat bunyi bel ganti pelajaran, aku langsung mendatangi ruangan guru untuk memanggil Pak Christian.

"Pak, sudah pelajaran olahrga. Yuk, Pak!," sambil memegang tangannya dan memaksa segera mengajar.

Aku tidak tahu perasaan apa yang ada di dalam lubuk hatiku. Aku merasa dia juga memiliki perasaan yang sama.

Aku bahkan pernah melakukan hal yang bodoh dan memalukan, tetapi itu menyenangkan bagiku.

Saat itu ketika menyaksikan pertandingan basket antarsekolah. Tidak sengaja, seorang yang memainkan basket itu melempar bola hingga mengenai kepalaku.

Saat itu memang sakit dan pusing, aku pun sampai pingsan dibuatnya.

Aku tidak tahu mengapa diriku sudah ada di ruang kesehatan di sekolah. Saat membuka mata, aku melihat Pak Christian mengoleskan wewangian mint di hidungku agar tersadar.

"Pak, saya pusing sekali," kataku dengan nada manja.

"Tenang, ya. Kamu relax saja, nanti akan hilang sakitnya. Saya sudah oleskan balsem di hidung," ujarnya.

Rasanya aku malu ingin mengatakan ini. Jadi, aku yang masih setengah sadar berinisiatif sesak napas.

Aku berharap Pak Christian memberikanku napas buatan seperti di drama Korea yang sering aku tonton.

Aku tidak membuka mata dan pikir panjang. Ternyata bukan ciuman yang aku dapatkan, hanya sebuah selang dimasukkan ke dalam hidung.

"Bagiamana? Apakah sudah enakan?," katanya sambil mengusap kepalaku.

"Sudah, Pak," kataku sambil tersenyum.

Rasa hati sudah tidak tahan, apalagi melihat momen yang cocok untuk mengungkapkan cinta.

Tanpa pikir panjang untuk yang kesekian kalinya, aku menembak Pak Christian.

"Pak, mau nggak jadi pacarku? Jujur, aku sudah mencintai bapak sejak pandangan pertama," kataku.

"Terima kasih atas perasaannya, ya. Aku masih memiliki seorang putra yang masih sekolah. Aku ingin fokus mengurusnya untuk saat ini," sahutnya.

BACA JUGAJodoh Untukku Dari Nindi

Mendengar jawabannya ini aku pun murung dan sedikit meneteskan air mata. Bagaimana tidak, selama ini aku berusaha mendapatkan perhatian darinya.

"Aku mencintai seluruh murid di sekolah ini, termasuk kamu. Kamu adalah murid kebanggan saya. Pertahankan itu," ujarnya sambil tetap menyemangatiku. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co