Kisah Mualaf: Aku Bingung saat Pertama Kali Salat, Ternyata…

17 April 2021 19:13

GenPI.co - Namaku Fernando Umbu Sogara. Aku biasa dipanggil Fernando. Saat ini aku tinggal di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Pada Juli 2019 aku memutuskan menjadi mualaf. Namun, satu bulan sebelum mengucap syahadat, aku sebenarnya sudah mulai rutin salat wajib.

BACA JUGAKisah Mualaf: Masuk Islam Bukan Hal yang Sulit

Saat itu masih Ramadan dan momen itu aku pakai untuk lebih memperdalam Islam.

Alhamdulillah, teman-temanku mendukungku dan tidak sungkan mengajakku ke masjid.

Saat pertama kali salat, aku sebenarnya bingung. Aku tahu gerakannya, tetapi tidak detail.

Aku cukup gugup waktu itu. Di pikiranku, aku takut salah gerakan dan membuat jemaah lain curiga.

"Udah tenang saja. Di masjid itu salat berjamaah, jadi bareng-bareng. Gampang, tinggal ikutin imam," kata temanku.

Aku pun yakin dengan temanku. Tanpa aku tahu, ternyata ada banyak hal yang belum kuketahui.

Aku dan teman-temanku datang lebih awal. Tiba-tiba setelah azan, semua orang mendadak berdiri serentak.

Mereka semua melakukan gerakan salat, tetapi tidak bareng-bareng.

Aku bingung dengan hal itu. Padahal katanya salat dilakukan bareng-bareng.

"Ayo, salat sunah dulu," kata temanku.

Oh, ternyata ini baru salat sunah. Aku pun mencoba mengikuti mereka.

Untungnya aku tahu salat sunah itu dua rakaat. Jadi, tidak salah perhitungan rakaat.

Setelah itu, kami semua menunggu beberapa waktu hingga kemudian ada iqamah.

Barulah kemudian kami melakukan salat berjamaah. Jujur aku belum tahu banyak soal gerakan dan bacaan salat.

Aku hanya tahu bacaan surah Al-Fatihah. Sebab, dulu waktu SD teman-temanku sibuk menghafal surah itu di dalam kelas.

Aku hanya mendengarnya saja sampai hafal. Sebenarnya, kalau mengingat momen itu, aku antara senang dan sedih.

Aku senang karena mencoba salat berjamaah sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat.

Namun, aku juga sedih karena setelah itu aku tidak bisa merasakan salat berjemaah lagi saat Ramadan.

Ramadan pertamaku setelah mengucapkan syahadat terjadi saat pandemi datang.

Semua masjid ditutup dan umat Islam diimbau salat di rumah. Semua dilakukan untuk mencegah pandemi lebih meluas.

"Duh, dulu bisa mencoba banyak hal, tetapi belum syahadat. Sekarang sudah syahadat, tetapi banyak ibadah yang dibatasi karena pandemi," kataku dalam hati.

Harapanku pun bertumpuk pada Ramadan kali ini. Meski masih diselimuti pandemi, setidaknya aturan saat ini mulai longgar.

BACA JUGA: Cerita Mualaf: Pertama Lihat Kabah Aku Mantap Peluk Islam

Aku dengar pemerintah mulai memperlonggar aturan soal salat berjemaah di masjid.

Aku senang mendengarnya. Aku tak sabar bisa mencoba salat berjemaah lagi. Sebab, saat ini aku sudah resmi menjadi mualaf.

(Fernando Umbu Sogara, Palangkaraya)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co