GenPI.co - SoftBank Group mengonfirmasi batal berinvestasi dalam megaproyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan.
Hal itu juga dibenarkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan kepada Bloomberg.
Padahal, sebelumnya SoftBank bakal berinvestasi sebesar USD 100 miliar atau Rp 1.400 triliun di proyek tersebut.
Direktur center of economics and law studies (Celios) Bhima Yudhistira menyoroti kemunduran grup raksasa asal Jepang itu.
"Mundurnya SoftBank memberi sinyal mereka akan fokus pada pendanaan startup digital, bukan protek pemerintah," ujar Bhima kepada GenPI.co, Selasa (15/3).
Bhima juga mengatakan terdapat indikasi kuat risiko politik yang cukup tinggi atas keputusan mundur Softbank.
"Investor memilih wait and see adanya kegaduhan soal masa jabatan presiden," ucapnya.
Sebab, Bhima beralasan investasi IKN itu bukanlah jangka pendek.
"Sehingga membutuhkan kepastian jangka panjang. Dikhawatirkan adanya risiko politik," katanya.
Terlebih, proyek IKN dikhawatirkan bakal berhenti total jika adanya kendala tersebut.
Tidak hanya itu, faktor perang antara Rusia dan Ukraina membuat investor membaca adanya tekanan inflasi yang membuat biaya pembangunan IKN bakal naik.
"Imbas rantai pasok global juga membuat biaya material konstruksi mengalami kenaikan," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News