Airlangga Hartarto Tekankan Sinergi untuk Kendalikan Inflasi

30 Desember 2022 08:20

GenPI.co - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut inflasi di Indonesia hingga saat ini masih tetap terkendali di tengah tren inflasi yang tinggi di berbagai negara.

Dia mencontohkan inflasi di Uni Eropa yang mencapai sepuluh persen (yoy) pada November 2022.

"India dan Amerika Serikat realisasi inflasinya masing-masing tercatat sebesar 6,77 persen (yoy) dan 7,7 persen (yoy)," kata Airlangga.

BACA JUGA:  Hadapi Resesi 2023, Airlangga Ungkap Pelajaran dari Krisis Saat Pandemi

Inflasi Indonesia pada November 2022 dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara tahunan, inflasi November 2022 tercatat sebesar 5,42 persen (yoy).

BACA JUGA:  Jaga Ketahanan Ekonomi 2023, Airlangga Dorong Investasi dan Lapangan Kerja

Angka itu menurun dibandingkan inflasi Oktober 2022 sebesar 5,71 persen.

Penurunan ini ditopang inflasi volatile food (VF) yang menurun karena extra effort pengendalian inflasi seluruh pihak di tengah inflasi Administered Prices (AP) yang masih tinggi.

BACA JUGA:  Hadapi Tantangan Ekonomi 2023, Airlangga Genjot Investasi

Secara bulanan, pada November 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 0,09 persen (mtm). Inflasi inti tercatat sebesar 0,15 persen (mtm) atau 3,30 persen (yoy), khususnya berasal dari andil komoditas emas perhiasan yang menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).

Inflasi inti tetap stabil pada kisaran 3 persen, menunjukkan permintaan masyarakat konsisten tinggi seiring pemulihan ekonomi yang semakin kuat.

Di saat permintaan asing turun cukup dalam akibat kondisi ekonomi global yang cenderung melemah, permintaan domestik tetap menguat.

Kinerja PMI manufaktur Indonesia pada November 2022 terus melanjutkan level ekspansif selama 15 bulan beruntun dengan berada di posisi 50,3.

Performa itu makin menunjukkan solidnya fundamental ekonomi dalam negeri karena kinerja PMI Manufaktur di berbagai negara di dunia justru jatuh ke level kontraktif.

Di antaranya, Zona Eropa (47,3), Jepang (49,0), Jerman (46,7), China (*Okt: 49,2). Di saat yang sama, level PMI Indonesia juga berada di atas beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia (47,9), Vietnam (47,4), dan Myanmar (44,6).

Untuk komponen Administered Prices, mengalami inflasi sebesar 0,14 persen (mtm) atau 13,01 persen (yoy).

Angka itu menurun dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,33 persen (mtm) atau 13,28 persen (yoy).

Komoditas AP yang memberikan andil terhadap inflasi November yaitu rokok kretek filter dan rokok putih.

Kenaikan tersebut disebabkan adanya kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) tertimbang 10 persen yang diumumkan pada 3 November 2022.

"Dampak dari penyesuaian BBM terhadap sektor transportasi telah mereda pada November. Hal ini terlihat dari kelompok Sektor Transportasi yang tidak memberikan andil (0,00%) pada inflasi November 2022," ungkap Airlangga.

Beberapa intervensi dari Pemerintah daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dalam upaya menekan inflasi antara lain dilakukan melalui pengendalian pasokan, pemberian subsidi transportasi, operasi pasar, dan gerakan masyarakat misal gerakan tanam pangan cepat panen.

Selain dari anggaran existing, beberapa program tersebut dialokasikan melalui anggaran belanja wajib perlindungan sosial sebesar 2 persen dari Dana Transfer Umum (DTU).

Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan per 30 November 2022, realisasi belanja wajib perlindungan sosial sebesar Rp 954,50 miliar.

Kementerian Keuangan juga kembali mengucurkan dana insentif daerah (DID) sebesar Rp 1,5 triliun untuk penghargaan kinerja tahun berjalan periode kedua tahun 2022 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan No 170/PMK.07/2022.

Penurunan inflasi daerah menjadi salah satu kategori kinerja dengan bobot prioritas tertinggi yakni sebesar 31 persen. Terdapat 40 daerah yang terdiri dari 15 kota, 15 kabupaten dan 10 provinsi yang mendapat alokasi DID dari kategori kinerja penurunan inflasi.

Meski pencapaian inflasi pasca penyesuaian BBM tetap terkendali, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi untuk mengantisipasi potensi peningkatan permintaan maupun harga pada momen HBKN Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 dengan berbagai upaya extra effort dengan memastikan kecukupan pasokan maupun harga yang stabil.

"Optimalisasi penggunaan anggaran belanja wajib perlindungan sosial dari DTU juga akan terus didorong hingga akhir tahun untuk mendukung pencapaian inflasi Indonesia tahun 2022 tetap terkendali," kata Menko Airlangga. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co