GenPI.co - Pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak menghadapi ancaman drone yang meningkat terkait yang dicurigai terkait erat dengan Iran.
Kondisi telah diketahui selama berbulan-bulan, sejak drone pertama kali muncul di antara milisi pro-Iran di Irak.
Awalnya drone berhulu ledak itu digunakan oleh Kataib Hezbollah dan kelompok pro-Iran lainnya di Irak untuk mengancam Arab Saudi. namun kini mereka telah beralih ke AS.
Michael P. Mulroy, mantan perwira CIA dan pejabat tinggi kebijakan Timur Tengah di Pentagon, mengomentari teknologi yang disediakan oleh Pasukan Quds Iran.
“Drone dengan cepat menjadi lebih canggih dengan biaya yang relatif murah,” katanya.
Seorang pejabat senior keamanan nasional Irak mengatakan drone menimbulkan tantangan.
“Setidaknya tiga kali dalam dua bulan terakhir, para milisi itu telah menggunakan drone kecil bermuatan bahan peledak dalam serangan larut malam di pangkalan-pangkalan Irak,” katanya.
Pada 6 Juni, laporan dari Security Media Cell Irak mengatakan bahwa dua pesawat tak berawak dicegat oleh pertahanan udara di pangkalan udara al-Asad.
Sebelumnya pada 8 Mei lalu , sebuah pesawat tak berawak juga menyasar pangkalan yang sama, yang diduga diterbangkan oleh milisi pro-Iran yang menargetkan pasukan AS.
Pada bulan April, serangan pesawat tak berawak menargetkan hanggar rahasia CIA di Erbil di bandara internasional yang menjadi basis koalisi.
Rincian lengkap dari serangan itu baru diketahui kemudian dalam sebuah laporan oleh The Washington Post.
Iran juga menggunakan drone untuk menargetkan pembangkang Kurdi di Koya di Irak pada 2018.
Kini milisi mengarahkan drone mereka ke pasukan AS. Ini terjadi setelah dua tahun di mana kelompok tersebut menggunakan roket 107mm dan 122mm untuk menargetkan fasilitas AS.
Awalnya serangan ini menargetkan berbagai fasilitas yang dimiliki AS di tempat-tempat seperti Q-West, K-1 dan pangkalan Irak lainnya yang digunakan untuk memerangi ISIS.
namun setelah AS mengonsolidasikan pasukan di Al-Asad, Baghdad dan Erbil serangan pun dialihkan ke tempat-tempat tersebut.
Milisi pro-Iran di Irak adalah bagian dari PMU atau Hashd al-Shaabi, pasukan paramiliter resmi.
Kelompok-kelompok ini telah mengancam perdana menteri Irak dan membunuh pengunjuk rasa
Mereka juga terkait dengan Hizbullah di Lebanon. (The Jerusalem Post)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News