GenPI.co - Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa Presiden Joe Biden tidak berniat untuk bertemu dengan Presiden Iran yang baru terpilih Ebrahim Raisi.
"Kami tidak memiliki rencana untuk bertemu (Iran) di tingkat pemimpin dan belum ada yang berubah terkait itu ," kata Psaki kepada wartawan saat briefing di Gedung Putih, Senin (21/6)
Raisi, seorang kepala peradilan garis keras yang dipandang sebagai anak didik pemimpin tertinggi Iran, terpilih pada hari Jumat setelah memenangkan hampir 62 persen suara yang diberikan.
Dalam konferensi pers pertamanya pada hari Senin, Raisi mengatakan dia tidak akan bertemu Biden.
“Pandangan presiden dan pandangan kami adalah bahwa pengambil keputusan di sini adalah pemimpin tertinggi. Itulah yang terjadi sebelum pemilihan, adalah kasus hari ini, mungkin akan menjadi kasus yang bergerak maju, ucap Psaki.
Raisi akan menjadi presiden Iran pertama yang menjabat yang dikenai sanksi oleh pemerintah AS bahkan sebelum menjabat.
Dunia internasional menjulukinya sebagai algojo lantaran sikap kerasnya selama menjabat sebagai sebagai kepala peradilan Iran.
"Presiden baru tentu saja akan dimintai pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia di masa depan," kata Psaki.
Dia juga mengatakan bahwa AS bermaksud untuk melanjutkan negosiasi untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di Wina.
"Kami akan terus bekerja untuk memajukan negosiasi diplomatik ini karena itu untuk kepentingan Amerika Serikat dan kepentingan keamanan nasional kami," katanya.
Psaki mengatakan kemajuan sedang terjadi dalam negosiasi, tetapi belum ada kesepakatan akhir yang tercapai.
“Apa yang menjadi kepentingan Amerika Serikat adalah kembalinya visibilitas, pemahaman tentang kemampuan mereka, seberapa dekat mereka untuk memperoleh senjata nuklir. Kami belum cukup sampai di sana,” imbuh Jen Psaki.(TJP)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News