Sekjen PBB Bersuara Lantang, Junta Militer Myanmar Harus Dengar!

03 Juli 2021 01:20

GenPI.co - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah mendesak militer Myanmar untuk membebaskan Peraih Nobel Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint.

Hal tersebut kata seorang Eri Kaneko  juru bicara PBB, Kamis (1/6)  sehari setelah ribuan tahanan lainnya dibebaskan lima bulan sejak kudeta.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara mengambil alih kekuasaan pada 1 Februari dan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

BACA JUGA:  PBB Beber Brutalnya Polisi Otoritas Palestina, Pedemo Dibeginikan

“Kami mengulangi seruan kami untuk segera membebaskan semua orang yang ditahan secara sewenang-wenang, dan itu termasuk Presiden Win Myint dan anggota dewan negara bagian Aung San Suu Kyi,” Eri Kaneko.

Myanmar membebaskan lebih dari 2.000 tahanan pada hari Rabu, di antaranya wartawan dan lainnya yang menurut militer ditahan atas tuduhan penghasutan karena ikut serta dalam protes.

BACA JUGA:  Perusahaan Milik Trump Gelapkan Pajak, Jaksa New York Bergerak

Banyak penentang militer telah ditahan, dan beberapa dihukum, di bawah undang-undang yang mengkriminalisasi komentar yang dapat menyebabkan ketakutan atau menyebarkan berita palsu. 

Aung San Suu Kyi juga  diadili untuk pelanggaran serupa, dan beberapa tuntutan lainnya

BACA JUGA:  Biadab! Kapal Kecil Penuh Pengungsi Libya Dikejar dan Ditembaki

“Kami tetap sangat prihatin atas berlanjutnya kekerasan dan intimidasi, termasuk penangkapan sewenang-wenang, oleh aparat keamanan,” kata Kaneko.

Untuk menandai bulan kelima sejak kudeta, para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di kota terbesar di negara itu, Yangon, pada hari Kamis.

Mereka membakar seragam tentara dan meneriakkan seruan untuk demokrasi.

Protes itu adalah salah satu yang terbesar di Yangon dalam beberapa pekan terakhir, meskipun demonstrasi menentang tentara berlangsung setiap hari di banyak bagian negara Asia Tenggara itu.

“Apa yang kita inginkan? Demokrasi! Demokrasi!" teriak pengunjuk rasa saat mereka berlari melalui jalan-jalan dengan nyala api berwarna-warni.

"Untuk orang-orang! Untuk rakyat,” teriak mereka, menurut video yang diterbitkan oleh Reuters.

Otoritas militer telah mencap lawan mereka sebagai teroris. Pada hari Rabu. Dari 2.000 lebih tahanan tersebut, kebanyakan mereka ditahan sejak kudeta.

Kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan lebih dari 6.400 orang telah ditangkap sejak kudeta. Sementara orban tewas lebih dari 880, jumlah yang menurut militer dibesar-besarkan.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co