GenPI.co - Al Shabaab, sebuah kelompok militan di Somalia, kembali dibuat kocar-kacir oleh serangan udara yang dilakukan Amerika Serikat (AS) pada hari Jumat (23/7). Itu adalah aksi kedua di minggu ini.
Pentagon mengatakan serangan itu terjadi di sekitar Galmudug, dan menekankan bahwa tidak ada pasukan AS menyertai pasukan Somalia selama operasi tersebut.
Serangan itu terjadi selang tiga hari setelah aksi serupa AS yang menargetkan kelompok Islam terkait al Shabaab.
Kelompok yang terkait dengan al Al Qaeda itu berusaha menggulingkan pemerintah Somalia dan memaksakan interpretasi ketat terhadap hukum syariah Islam.
"Pasukan AS berwenang untuk melakukan serangan untuk mendukung komandan kombatan yang ditunjuk sebagai pasukan mitra di bawah pertahanan diri kolektif," demikian pernyataan Pentagon.
Al Shabaab telah menargetkan pangkalan militer Somalia dan infrastruktur sipil termasuk hotel, bar dan sekolah di Somalia dan negara-negara tetangga.
Serangan AS ke Somalia itu terjadi ketika beberapa rekan Demokrat Presiden Joe Biden mencoba mengendalikan kekuatan perang yang mengizinkan tindakan militer semacam itu di luar negeri.
Pada hari Kamis, beberapa anggota parlemen, termasuk Senator Demokrat Chris Murphy, yang memimpin subkomite utama hubungan luar negeri Senat, mengkritik Pentagon karena melakukan serangan bahkan ketika tidak ada pasukan AS dalam bahaya.
"Sudah waktunya untuk menyingkirkan pembenaran hukum yang dipertanyakan yang diklaim oleh satu pemerintahan setelah yang berikutnya untuk tindakan perang seperti ini," kata Murphy dalam sebuah pernyataan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News