Nuklir China Bikin Australia Diam Seribu Bahasa

28 Juli 2021 12:40

GenPI.co - Jangan main-main dengan China. Nuklirnya bisa mengancam banyak negara. Yang terbaru, Australia dibuat diam seribu bahasa dengan ancaman nuklir Negeri Tirai Bambu.

Ada ketakutan yang ditebar. Ada kengerian yang disiratkan China. Dan semuanya mengarah ke Australia.

Dikutip dari catatan lembaga think tank (wadah pemikir) Australian Strategic Politic Institute (ASPI), sebuah sinyal ancaman dilontarkan Pemimpin Redaksi Global Times, Hu Xijin.

BACA JUGA:  Arab Saudi Ketar-ketir, Nuklir Iran Makin....

Perlu diketahui, Global Times adalah media yang dikendalikan penuh oleh Partai Komunis China (CPC). Mereka dekat dengan kekuasaan.

Pada Mei 2021 lalu, Hu memberikan pernyataan yang diterjemahkan Australia sebagai ancaman.

BACA JUGA:  Di Negara Ini Bakal Sediakan Tenaga Nuklir Buat Tambang Kripto

Dalam catatan tersebut dijelaskan, metode intelijen paling canggih sekalipun bakal dibuat tak berdaya oleh China.

Mereka dijamin tak bisa dibedakan mana rudal dengan hulu ledak konvensional dengan rudal hulu ledak nuklir.

BACA JUGA:  Jelang Ebrahim Raisi Menjabat, Perjanjian Nuklir Iran Jadi Kelabu

Maklum, militer China menempatkan pasukan rudal konvensional dan pasukan rudal nuklirnya secara bersama-sama.

Akibatnya, muncul desakan terhadap AS sebagai sekutu utama Australia agar menunjukkan komitmennya.

Australia ketakutan. Mereka meminta AS agar melakukan tindakan balasan andai serangan rudal benar-benar dilakukan China.

Dalam pernyataannya, Hu menegaskan bahwa China siap memberikan hukuman pembalasan terhadap Australia.

Pria 61 tahun itu menyebut, China memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan rudal terhadap fasilitas militer dan fasilitas vital di tanah Australia.

Australia menjadi sasaran China lantaran Negeri Kangguru itu menjadi salah satu sekutu AS.

Australia juga sangat vokal menentang ambisi Negeri Tirai Bambu untuk kembali mencaplok Taiwan.

Bukan cuma itu, pada awal pandemi Corona Virus Disease-19 (covid-19), Australia juga meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk melakukan investigasi di China.

"China memiliki kemampuan produksi yang kuat, termasuk memproduksi rudal jarak jauh tambahan dengan hulu ledak konvensional yang menargetkan fasilitas militer Australia, saat situasi menjadi sangat tegang," bunyi pernyataan Hu. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co