GenPI.co - Ada titah sakral yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Dia memberikan perintah eksklusif untuk membuka dokumen rahasia.
Dokumen itu terkait peristiwa serangan teroris 11 September 2001 atau biasa dikenal dengan serangan 9/11.
Biden meminta departemen kehakiman dan lembaga terkait membuka dokumen rahasia serangan tersebut.
Langkah itu dilakukan menjelang peringatan 20 tahun serangan 11 September.
Serangan dahsyat itu yang kemudian mendorong presiden saat itu George W. Bush memerintahkan invasi ke Afghanistan.
Saat itu, Taliban melindungi kepemimpinan Al-Qaeda.
"Penting untuk memastikan bahwa pemerintah Amerika Serikat memaksimalkan transparansi. kecuali jika alasan yang paling kuat menyatakan sebaliknya," sebut Biden Sabtu (4/9).
Ini yang membuat titah sakral dari Biden muncul. Perintah itu didasari adanya tekanan dari para keluarga korban peristiwa tersebut.
Diketahui, jumlah korban tewas dari kejadian itu mencapai 3.000 orang.
Dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (4/9/2021), para keluarga korban sudah lama memberikan argumen kalau dokumen rahasia tersebut kemungkinan berisi bukti yang terkait dengan pemerintah Arab Saudi, sekutu dekat AS.
Keluarga korban itu menduga bahwa pemerintah Arab Saudi memiliki hubungan dengan para pembajak yang menabrakkan pesawat ke gedung World Trade Center dan Pentagon.
Tapi komisi resmi 9/11 yang dibentuk Kongres AS mengatakan, tidak ada bukti bahwa pemerintah Saudi sebagai lembaga atau pejabat senior Saudi secara individual mendanai Al-Qaeda.
"Hari ini, saya menandatangani perintah eksekutif," kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Perintah ini mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga terkait lainnya untuk mengawasi peninjauan deklasifikasi dokumen yang terkait dengan investigasi Biro Investigasi Federal soal 11 September.
Itu artinya, deklasifikasi harus dilakukan selama enam bulan ke depan.
"Kita tidak boleh melupakan rasa sakit abadi dari keluarga dan orang-orang terkasih dari 2.977 orang tak berdosa yang tewas dalam serangan teroris terburuk di Amerika dalam sejarah kita," kata Biden. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News