GenPI.co - Kekuatan junta militer Myanmar terus digerus demonstran. Saat demonstran ngamuk, Rabu (8/9), 12 menara komunikasi junta langsung dibuat hancur.
Keberanian demonstran muncul setelah pemerintah bayangan memproklamirkan diri di Myanmar.
Seruan pemerintah bayangan hanya satu. Seluruh warga diajak perang defensif melawan junta militer.
Juru bicara junta Myanmar, Zaw Min Tun menuduh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mencari perhatian menjelang Sidang Umum PBB di New York minggu depan.
Perlawanan itu disebut akan jadi bahan pertimbangan PBB untuk mengakui pemerintah bayangan.
"Kelompok teroris menyadari bahwa mereka hampir gagal. Itu sebabnya mereka terus berupaya untuk menarik perhatian internasional," kata Zaw Min Tun dalam sebuah pernyataan.
Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan pada Februari lalu.
Banyak aksi demonstrasi pro-demokrasi yang digelar besar-besaran.
Menurut pengamat lokal, lebih dari 1.000 warga sipil telah tewas dan hampir 8.000 ditangkap sejak kudeta militer tersebut.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (8/9/2021), para pengunjuk rasa mengatakan mereka menargetkan 11 menara ponsel milik militer, Mytel.
Itu merupakan salah satu dari empat jaringan seluler utama Myanmar.
"Tujuan kami adalah menghancurkan bisnis militer. Bisnis militer mendukung kekuasaan mereka. Kami harus menghancurkannya," kata seorang warga yang terlibat dalam aksi itu kepada AFP.
Rekaman video dari media lokal menunjukkan ledakan di dasar salah satu menara diikuti oleh runtuhnya menara.
Sumber lokal mengatakan kepada AFP bahwa dua menara lainnya dihancurkan di tempat lain di wilayah Sagaing. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News