GenPI.co 
GenPI.co - Penguasa militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing pada hari Minggu (1/8) kembali menjanjikan pemilihan multi-partai baru.
Dia mengatakan pemerintahnya siap untuk bekerja dengan utusan khusus yang ditunjuk oleh perhimpunan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).
Aung Hlaing berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi enam bulan setelah tentara merebut kekuasaan dari pemerintah sipil.
BACA JUGA: Hamas Pilih Pemimpin Baru, Orangnya Punya Latar Belakang...
Perebutan paksa dilakukan setelah pemilihan yang disengketakan yang dimenangkan oleh partai yang berkuasa peraih Nobel Aung San Suu Kyi, yang dia sebut "ekstremis" dan dituduh menghasut kekerasan.
“Myanmar siap menggarap kerja sama ASEAN dalam kerangka ASEAN termasuk dialog dengan Utusan Khusus ASEAN di Myanmar,” kata Min Aung Hlaing.
BACA JUGA: Junta Militer Myanmar Sungguh Bengis, Covid-19 Dijadikan Senjata
Media pemerintah mengatakan Min Aung Hlaing kemudian mengambil gelar baru perdana menteri dari pemerintahan sementara yang baru dibentuk.
Pemerintah baru akan menggantikan Dewan Administrasi Negara (SAC) yang didukung militer yang telah menjalankan Myanmar sejak dibentuk tepat setelah kudeta 1 Februari.
BACA JUGA: Beli Jet Tempur dari Rusia, Junta Militer Myanmar Makin Digdaya
Sementara itu, para menteri luar negeri ASEAN bertemu pada hari Senin (2/8), terkait utusan khusus yang ditugaskan untuk mengakhiri kekerasan dan mempromosikan dialog antara junta dan lawan-lawannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
