GenPI.co - Uni Eropa (UE) pada hari Rabu (8/9) menyebut bahwa Taliban telah mengalami kegagalan di awal kekuasaannya di Afghanistan
Pemerintah "penjaga" yang diresmikan oleh Taliban di Afghanistan dikatakan gagal untuk menghormati sumpah dari penguasa baru untuk memasukkan kelompok-kelompok yang berbeda.
UE melalui seorang juru bicaranya mengatakan, pernyataan tersebut timbul dari analisis awal dari nama-nama yang diumumkan menduduki jabatan di kabinet baru Afghanistan.
"Itu tidak terlihat seperti formasi inklusif dan representatif dalam hal keragaman etnis dan agama yang kaya di Afghanistan yang kami harapkan untuk dilihat dan bahwa Taliban menjanjikan selama beberapa minggu terakhir," kata juru bicara Uni Eropa.
Ke-27 negara Uni Eropa telah menetapkan lima syarat untuk meningkatkan keterlibatan mereka dengan Taliban.
Salah satu yang krusial adalah pembentukan pemerintah transisi "inklusif dan representatif".
Juru bicara blok tersebut mengatakan bahwa inklusivitas dan perwakilan seperti itu diharapkan dalam komposisi pemerintahan transisi di masa depan, dan sebagai hasil dari negosiasi.
Taliban pada hari Selasa (7/9) mengumumkan nama-nama yang duduk di jajaran kekuasaan yang disebutnya sebagai pemerintahan sementara
Alih-alih melibatkan nama wanita atau anggota non-Taliban, beberapa nama yang muncul bahwkan berada di bawah sanksi PBB atau dicari oleh Amerika Serikat (AS) atas tuduhan terorisme.
Para menteri luar negeri dari 20 negara juga mengadakan pembicaraan pada hari Rabu yang dipimpin oleh para diplomat tinggi dari AS dan Jerman yang dapat menangani cara mendekati pemerintahan baru Afghanistan.
Barat telah berjuang untuk mencari jalan ke depan di Afghanistan setelah Taliban merebut kekuasaan setelah penarikan pasukan asing pimpinan AS dari negara itu.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News