GenPI.co - Para pemimpin dunia harus menolak mengakui Taliban sebagai pemegang kekuasaan di Afghanistan.
Hal tersebut diungkapkan oleh sekelompok diplomat dari pemerintahan Afghanistan yang sebulan lalu dijatuhkan Taliban.
Dalam pernyataan yang ditandatangani oleh puluhan diplomat tersebut, mereka juga mengungkapkan kekecewaan kepada negara sekutu.
"Kami berkecil hati bahwa setelah 20 tahun keterlibatan, para sekutu kami meninggalkan Afghanistan dan meninggalkan rakyat kami di bawah belas kasihan kelompok teroris," demikian pernyataan para diplomat itu, dilansir dari Reuters, Jumat (16/9).
Para diplomat tersebut tersebar di berbagai negara Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Turki, dan negara lain.
Mereka tetap bekerja meski tidak memiliki negara untuk diwakili.
Dalam pernyataan itu, mereka meminta agar para pemimpin dunia untuk menggunakan semua cara yang tersedia untuk menghentikan Taliban.
Pasalnya, kelompok itu dituding melakukan kekerasan terhadap perempuan, aktivis masyarakat sipil dan jurnalis.
Mereka juga memperingatkan dampak global jika membiarkan Taliban menguasai Afghanistan.
"Keberhasilan Taliban dalam merebut kekuasaan melalui cara-cara ilegal dan kekerasan ... memberanikan kelompok teroris dan ekstremis kekerasan di seluruh dunia," tulis para diplomat Afghanistan itu.
Jawad Raha, sekretaris pertama di kedutaan besar Afghanistan di Washington, secara khusus menyampaikan kekecewaannya kepada eks Presiden Ashraf Ghani.
Dia bahkan menurunkan foto Ghani dari kantornya yang masih beroperasi.
"Kami semua kecewa, seperti kedutaan-kedutaan lainnya, (atas) cara dia (Ghani) meninggalkan negara," kata Raha.
Para diplomat Afghanistan di Washington saat ini berfokus pada penyediaan layanan bagi warga Afghanistan yang tinggal di Amerika Serikat dan menarik perhatian dunia pada situasi di Afghanistan.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News