Rakyat Myanmar Angkat Senjata, Junta Militer Gentar Lalu Bentuk..

25 September 2021 10:25

GenPI.co - Militer Myanmar dikabarkan tengah  melatih milisi untuk menghadapi kekuatan oposisi yang merongrong kekuasaannya.

Pelatihan itu dilakukan dilakukan setelah serangan terhadap pasukan junta meningkat oleh kelompok perlawanan NUG dan tentara Myanmar yang membelot.

Perlawanan terhadap junta Myanmar meletus setelah seruan pemerintah pengasingan awal September lalu kepada rakyat sipil untuk melakukan ‘perang defensif’ dengan target angkatan bersenjata.

BACA JUGA:  Taiwan Bersuara Lantang, Sebut China Penjahat Perang

Bulan lalu, Dewan Administrasi Negara yang dikutip oleh media pemerintah membahas "pembentukan sistematis milisi rakyat desa," untuk mengambil tindakan terhadap NUG dan organisasi afiliasinya.

“Mereka mungkin bersenjata. Ini kemungkinan akan melawan oposisi publik dan perlawanan publik terhadap aturan militer,” kata Mayor Hein Thaw Oo kepada Arab news, dikutip Sabtu (25/9).

BACA JUGA:  Petinggi Taliban Beri Warning, Anak Buahnya Ketar-ketir

Mayor Hein adalah perwira yang membelot dan  meninggalkan Divisi Infanteri Ringan No. 99 pada akhir Maret dan sejak itu melatih warga sipil

Anggota kelompok pro-militer garis keras, yang dikenal sebagai Pyu Saw Htee, yang dalam beberapa bulan terakhir menargetkan sejumlah anggota parlemen yang digulingkan oleh junta, terlihat mengikuti pelatihan militer di wilayah Bago.

BACA JUGA:  Ketegangan Meningkat, Prancis Ogah Ketemu Australia

“Beberapa distrik di kota Bago adalah benteng Pyu Saw Htee,” kata Kyaw Zeya, mantan anggota parlemen Bago.

 Tidak mengherankan melihat mereka sangat senang dan bersemangat untuk mengikuti pelatihan semacam itu,” katanya.

Dia yang kini tergabung dalam Angkatan Pertahanan Rakyat, payung kelompok anti-junta menyebut Pyi Saw Htee sebagai kelompok preman haus darah.

“Karena mereka, junta mampu membantai pengunjuk rasa damai pada bulan Maret,” katanya kepada Arab News.

Dia menambahkan bahwa Pyu Saw Htee telah berlatih dalam jumlah besar. 

“Begitu mereka dipersenjatai, saya tidak bisa membayangkan betapa kacaunya situasinya,” katanya.

Terletak sekitar 80 km dari kota terbesar Myanmar Yangon, kota Bago dipandang sebagai nilai strategis bagi kedua belah pihak.

Kota itu juga menjadi tempat  di mana pasukan junta membunuh puluhan orang selama demonstrasi damai pada bulan Maret,

"Junta menganggap pasukan perlawanan di Bago sebagai ancaman besar bagi kehadirannya di Yangon," kata seorang pemimpin pemberontak dari wilayah itu tanpa menyebut nama. 

Setidaknya 1.121 warga sipil telah tewas, dan 6.718, termasuk politisi terpilih, aktivis, petugas medis dan jurnalis, saat ini ditahan di Myanmar, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik Burma, yang melacak penangkapan dan kematian setelah pengambilalihan militer.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co