Mengenal Sejarah Kelam Black Friday, Diklaim Hari Belanja Sedunia

27 November 2021 00:16

GenPI.co - Amerika Serikat bukan hanya merayakan Thanksgiving di akhir November, tetapi juga ada Black Friday.

Black Friday dikenal sebagai hari di mana menjadi surga bagi banyak orang di Amerika Serikat bahkan dunia.

Perayaan Black Friday diketahui juga dimana banyak diskon besar-besaran yang terjadi pada hari Jumat keempat November setelah Thanksgiving.

BACA JUGA:  Ada Thanksgiving dan Black Friday, Harga Emas Antam Stagnan!

Sehingga banyak yang memanfaatkannya untuk menyalurkan hasrat belanjanya atau menikmati diskon akhir tahun lebih awal.

Apalagi sejumlah brand di Amerika Serikat maupun Eropa kerap memberikan promo yang menggiurkan selama Black Friday.

BACA JUGA:  Panik Belanja Murah Black Friday, di Indonesia Ada Nggak Sih?

Namun jauh sebelum Black Friday dapat dikatakan hari belanja sedunia tetapi ada sejarah kelam yang menaunginya.

Sejarah Black Friday

BACA JUGA:  3 Fakta Thanksgiving Day, Perayaan yang Dinanti Masyarakat AS

Dikutip dari history.com, penggunaan istilah ‘Black Friday’ bukan mengacu kepada peringatan untuk berbelanja pasca perayaan Thanksgiving di hari sebelumnya.

Tetapi Black Friday awalnya dikenal terkait dengan krisis finansial.

Krisis tersebut menyerang pasar emas Amerika Serikat pada 24 September 1869.

Peristiwa itu berawal dari dua orang ahli finansial terkenal dari Wall Street saat itu, Jay Gould dan Jim Fisk yang bekerja sama untuk membeli emas nasional sebanyak mungkin.

Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mengendalikan harga emas yang melambung tinggi dan kemudian menjualnya kembali agar mendapat keuntungan.

Kala itu pada hari Jumat di Bulan September, konspirasi ini membuat pasar saham itu anjlok dan membuat bangkrut para petinggi Wall Street hingga petani.

Seiring berjalannya waktu, penggunaan istilah ‘Black Friday’ mulai bergeser dan berawal dari para retailer di Amerika Serikat.

Para retailer mengalami kerugian sepanjang tahun dan akhirnya mendapatkan keuntungan kembali setelah perayaan Thanksgiving pada hari sebelumnya.

Hal tersebut dikarenakan para pembeli mengalokasikan uangnya dengan sangat banyak akibat adanya diskon di hampir seluruh toko di Amerika Serikat.

Alhasil pergeseran penggunaan istilah Black Friday setelah itu diakui meskipun tidak akurat.

Tidak hanya itu, sejarah Blach Friday juga tidak seindah apa yang dipercaya oleh retailer saat itu hingga sekarang.

Di tahun 1950, polisi di kota Philadelphia menggunakan istilah ‘Black Friday’ untuk menggambarkan kerumunan yang terjadi di hari perayaan Thanksgiving.

Kerumunan tersebut terdiri dari gerombolan pembeli dengan turis yang membanjiri kota itu dikarenakan adanya pertandingan football yang dihelat pada hari Sabtu tiap tahunnya.

Peristiwa ini membuat polisi Philadelphia tidak mendapatkan hari libur.

Bahkan terpaksa mengambil shift tambahan untuk menertibkan kerumunan serta lalu lintas di sana.

Para pembeli lantas memanfaatkan kesempatan hiruk pikuk itu dengan mencuri barang-barang yang ada di toko sehingga menimbulkan penegakan hukum yang buruk.

Kemudian pada 1961, istilah ‘Black Friday’ kembali berkumandang di Philadephia yang mencakup pedagang di sana di mana mereka mencoba untuk merubah istilah tersebut menjadi ‘Big Friday' namun tidak berhasil.

Perubahan istilah tersebut dalam rangka untuk menghilangkan konotasi negatif yang menyelimutinya.

Akan tetapi istilah ‘Big Friday’ tidak tersebar secara luas di Amerika Serikat.

Sementara para retailer pun tetap bersikukuh untuk mencari cara memakai istilah Black Friday agar terkesan positif terhadap masyarakat dan konsumen secara khusus.

Mereka ingin mengembalikan arti positif tersebut seperti penggunaannya saat terjadi diskon besar-besaran setelah Thanksgiving.

Hingga akhirnya seriring berjalan waktu berhasil, istilah Black Friday pada peristiwa di Philadelphia pun berangsur menghilang.

Sejak saat itu, diskon besar-besaran yang diselenggarakan pun tidak hanya berlangsung satu hari tetapi empat hari berturut-turut.

Hal ini pun menciptakan ‘hari libur’ lain seperti Small Business Saturday/Sunday dan Cyber Monday.

Pemilik toko membuka tokonya lebih awal pada hari Jumat keempat November.

Kini konsumen paling banyak menghabiskan waktunya setelah perayaan Thanksgiving yaitu Black Friday.(*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co