AS Jalankan Strategi Baru di Indo-Pasifik , China Bisa Terancam

30 November 2021 09:25

GenPI.co - Amerika Serikat atau AS jalankan strategi baru di kawasan Indo-Pasifik untuk dalam menghadapi China sebagai saingan pertahanan utama negara itu.

Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada Senin (29/11) mengatakan meningkatkan dan memperluas fasilitas militer di Guam dan Australia.

Rincian "peninjauan postur global," yang ditugaskan pada awal pemerintahan Presiden Joe Biden awal tahun ini, akan tetap dirahasiakan, kata para pejabat.

BACA JUGA:  Inggris dan Israel Bersumpah, Iran akan Dibuat Tak Tenang

Hal ini agar China sebagai saingan tidak mengetahui strategi tersebut

“Tinjauan tersebut juga menegaskan bahwa wilayah prioritas bagi militer AS adalah Indo-Pasifik,” kata Mara Karlin, seorang pejabat tinggi kebijakan Pentagon.

BACA JUGA:  Rusia Digdaya dengan Hipersonik Zircon, AS Bisa Disalip

Bicara kepada wartawan, Karlin mengatakan bahwa AS  juga mengarahkan kerja sama tambahan dengan sekutu dan mitra di seluruh kawasan..

 Tujuannya memajukan inisiatif yang berkontribusi pada stabilitas regional dan mencegah potensi agresi militer dari China dan ancaman dari Korea Utara.

BACA JUGA:  Rusia Gerak Cepat, Kembangkan Vaksin yang Bisa Adang Omicron

“Selain itu, memperkuat pencegah tempur yang kredibel terhadap agresi Rusia di Eropa dan memungkinkan pasukan NATO untuk beroperasi lebih efektif," katanya.

Timur Tengah, di sisi lain, tetap menjadi area perubahan bagi Pentagon setelah perang panjang di Irak dan Afghanistan.

"Kami memiliki tanggung jawab global dan harus memastikan kesiapan dan modernisasi pasukan kami," kata Karlin.

Berbicara secara terpisah, seorang pejabat senior Pentagon yang menolak disebutkan namanya meremehkan gagasan tentang perubahan radikal.

"Pada tahun pertama pemerintahan, ini bukan saatnya kami mengembangkan perubahan tingkat strategis besar pada postur kami," kata pejabat itu.

Namun, kata pejabat itu, tim Biden merasa perlu peninjauan kembali setelah pendekatan pendahulunya Donald Trump, yang mengubah komitmen AS secara tiba-tiba.

“Di bawah Trump, seringkali ada devaluasi masukan dan keterlibatan sekutu dan mitra, yang mengikis kredibilitas AS dan kepercayaan yang diperoleh dengan susah payah," kata pejabat itu.

Para pejabat menolak untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana tinjauan postur global melihat kehadiran pasukan AS di zona konflik yang sedang berlangsung seperti Timur Tengah, Afrika Timur dan Afrika Barat, dan Eropa Timur.

Tetapi mereka mengonfirmasi rencana yang diumumkan sebelumnya untuk berbuat lebih banyak di Guam dan Australia, untuk memperkuat pertahanan terhadap ancaman apa pun dari China.

“Di Australia, Anda akan melihat pengerahan pesawat tempur dan pembom rotasi baru, Anda akan melihat pelatihan pasukan darat dan peningkatan kerja sama logistik,” kata Karlin.

Di Guam, Kepulauan Mariana Utara dan Australia juga akan ada peningkatan bandara dan fasilitas penyimpanan bahan bakar dan amunisi, katanya.

Ditanya apakah tinjauan itu meramalkan lebih banyak peningkatan kehadiran AS di kawasan Pasifik, Karlin berkata: "Kami sedikit menggerakkan jarum."

"Dan yang ingin saya pikirkan adalah, selama beberapa tahun mendatang, Anda akan melihat jarum itu bergerak lebih banyak," katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co