GenPI.co - Kondisi Ukraina yang memanas di bawah ancaman invasi Rusia menumbuhkan cerita lain yang cukup unik mengenai seorang komandan pasukan tentara Ukraina bernama Gregory "Grisha" Fibobrov.
Yang bikin sosok ini unik adalah rekam jejaknya di dunia militer. Sebelum menjadi bagian dari pasukan Ukraina, dia seorang anggota tentara elite Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Saat di IDF, Fibobrov bertugas di Brigade Golani, sebuah unit infanteri bergengsi.
Namun memutuskan keluar dan mendaftar ke salah satu unit tempur di tentara Ukraina tujuh tahun lalu.
Dia saat ini ditempatkan di garis depan, di mana pasukan sedang mempersiapkan kemungkinan invasi tentara Rusia.
"Kami memegang posisi kami, tetapi dalam kaitannya dengan situasi sebelumnya, Rusia jauh lebih agresif dan provokatif, dan mereka lebih sering melanggar gencatan senjata," kata Fibobrov.
Dia mengatakan bahwa tentara Ukraina siap menghadapi skenario apa pun. Pasukannya dapat merespons dengan baik kemungkinan serangan Rusia.
“Perang di Ukraina telah berlangsung selama delapan tahun dan dunia hanya menyadarinya. sekarang," katanya.
Dia merujuk pada konflik bersenjata di wilayah Donbas di Ukraina, bagian dari Perang Rusia-Ukraina yang lebih luas.
"Jika Rusia ingin menyerang, mereka pasti sudah menyerang, kami di sini untuk melindungi negara dan tanah kami, mereka adalah penakluk, dan merekalah yang membawa perang ke Ukraina, kami akan berjuang sampai akhir dan kami akan melakukannya,” ujarnya
Fibobrov kini bertugas di Batalyon Aidar, sebuah batalion penyerangan Angkatan Darat Ukraina yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik di militer.
“Selama latihan militer internasional dengan Lithuania, Bulgaria, Rumania, dan Polandia, batalion menunjukkan hasil yang sangat baik dan juga dipuji oleh tentara asing lainnya,” ucapnya.
Fibobrov sendiri pindah ke Israel dari Saint Petersburg di Rusia ketika dia berusia sembilan tahun, dan dibesarkan di bagian utara negara itu.
Dia kemudian direkrut menjadi IDF dan bertugas di Brigade Golani.
Dia memutuskan untuk meninggalkan Israel delapan tahun lalu dan tiba di Ukraina tepat ketika demonstrasi massa anti-pemerintah.
Gejolak tersebut jatuhnya rezim yang didukung Rusia dan perang di Donbas.
Meskipun menjadi tentara profesional di tentara Ukraina, Fibrovov belum menerima kewarganegaraannya.
"Itu karena birokrasi Ukraina," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News