GenPI.co - Platform media sosial Twitter Inc menggandeng firma hukum di Amerika Serikat, Wachtell, Lipton, Rosen and katz, untuk menuntut pengusaha Elon Musk karena mundur dari kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS itu.
Wachtell, Lipton, Rosen and Katz memperkuat tim hukum Twitter, yang saat ini terdiri dari Simpson Thacher and Bartlett LLP dan Wilson Sonsini Goodrich and Rosati.
Selanjutnya, Twitter akan mengajukan berkas ke pengadilan di Delaware dalam pekan ini.
"Twitter menuntut Musk dan pihak terkait lainnya mematuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian, termasuk kewajiban mereka untuk menggunakan upaya terbaik masing-masing untuk mewujudkan dan mengefektifkan transaksi yang dimaksud sebelumnya," kata Twitter, dikutip dari laporan Reuters, Selasa (12/7/2022).
Perusahaan telah merencanakan untuk menuntut Musk.
Di sisi lain, salah satu orang terkaya di dunia tersebut sempat mencuitkan candaan kepada Twitter terkait "ancamannya" untuk menegakkan perjanjian di pengadilan.
Lebih lanjut, Twitter mengatakan dalam surat itu perjanjian merger tetap berlaku, menambahkan akan mengambil langkah-langkah untuk menutup kesepakatan.
Akibat hal tersebut, saham Twitter berakhir turun 11,3 persen.
Sementara, saham Tesla ditutup turun hampir 7 persen.
"Dewan Twitter harus memikirkan potensi kerugian bagi karyawan dan basis pemegang sahamnya dari setiap data internal tambahan yang terungkap dalam litigasi," terang analis Benchmark Mark Zgutowicz.
Selain itu, pakar hukum Brent Thill menambahkan perusahaan media sosial berusia 16 tahun itu memiliki kasus hukum yang kuat terhadap Musk, tetapi dapat memilih negosiasi ulang atau penyelesaian daripada pertarungan pengadilan yang panjang.
Sebelumnya, bos mobil otonom Tesla Elon Musk pekan lalu mengumumkan mundur dari pembelian Twitter karena platform media sosial tersebut gagal memberikan informasi soal jumlah akun palsu.
Ketua dewan Twitter Bret Taylor secara terang-terangan melalui media sosial menyatakan mereka akan menempuh langkah hukum.
Wachtell, Lipton, Rosen and Katz pernah menjadi penasihat hukum Elon Musk ketika dia ingin menjadikan Tesla sebagai perusahaan tertutup pada 2018.
Saat itu, Musk mengaku sudah mendapatkan dana sebesar 72 miliar dolar AS untuk menjadikan Tesla perusahaan tertutup.
Musk tidak pernah menindaklanjuti rencana tersebut.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News