Protes Rakyat Iran Makin Gencar, Berubah Menjadi Gerakan melepas Hijab

21 September 2022 06:25

GenPI.co - Protes rakyat Iran atas kematian seorang gadis muda terus berkembang selama beberapa waktu terakhir dan telah berubah menjadi gerakan melepas hijab.

Masha Aini, 22, tewas pada Jumat (16/9) malam setelah ditangkap oleh "polisi moral" yang memberlakukan aturan berpakaian yang ketat.

Menurut kantor berita Fars dan Tasnim demonstrasi diadakan di Teheran pada Senin (19/9), termasuk di beberapa universitas, dan kota kedua Masyhad.

BACA JUGA:  Raja Charles III Bertengkar dengan Ratu Elizabeth Setelah Kematian Putri Diana

Para pengunjuk rasa berbaris di Hijab Street di Teheran dan berteriak mencela polisi moral, kantor berita ISNA melaporkan.

"Beberapa ratus orang meneriakkan slogan-slogan menentang pihak berwenang, beberapa dari mereka melepas hijab mereka," kata Fars.

BACA JUGA:  Putra Mahkota Arab Saudi MBS Tak Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II, ini Alasannya

Outlet itu menambahkan bahwa polisi menangkap beberapa orang dan membubarkan massa menggunakan tongkat dan gas air mata.

Sebuah video singkat yang dirilis oleh Fars menunjukkan kerumunan beberapa lusin orang, termasuk wanita yang telah melepas jilbab mereka, meneriakkan "Matilah republik Islam!"

BACA JUGA:  Kematian Seorang Gadis Bangkitkan Protes Besar-besaran di Iran

Sebuah aksi  serupa" terjadi di kota timur laut Mashhad, kantor berita Tasnim melaporkan.

Pada hari Minggu (18/9), polisi melakukan penangkapan dan menembakkan gas air mata di provinsi asal wanita itu, Kurdistan.

Menurut sebuah laporan, polisi bertindak keras menyusul 500 orang melakukan protes dan beberapa menghancurkan jendela mobil dan membakar tempat sampah.

Unit polisi moral dmenegakkan aturan berpakaian Iran yang menuntut perempuan mengenakan hijab di depan umum.

Polisi moral juga melarang celana ketat, jeans robek, pakaian yang mengekspos lutut dan pakaian berwarna cerah.

Terkait kematian Masha Aini, polisi bersikeras mengatkaanb bahwa tidak ada kontak fisik antara petugas dengan dia.

Kepala polisi Teheran Jenderal Hossein Rahimi mengatakan pada hari Senin bahwa wanita itu telah melanggar aturan berpakaian.

"Ini adalah insiden yang disayangkan dan kami berharap tidak akan pernah melihat insiden seperti itu lagi,” katanya

Mahasiswa berunjuk rasa di universitas Teheran dan Shahid Beheshti, menuntut "klarifikasi" tentang bagaimana Amini meninggal, menurut kantor berita Fars dan Tasnim.

Seorang juru bicara kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan kematian Amini yang "tidak dapat diterima" adalah "pembunuhan" menyusul luka-luka yang dideritanya dalam tahanan polisi.

“Para pelaku harus dimintai pertanggungjawaban dan pihak berwenang Iran harus menghormati hak-hak warganya,”  juru bicara itu menambahkan dalam sebuah pernyataan.

Prancis mengatakan kematiannya sangat mengejutkan  dan menyerukan penyelidikan transparan untuk menjelaskan keadaan tragedi ini.

Kematian Amini telah menghidupkan kembali seruan untuk mengendalikan tindakan polisi moralitas terhadap perempuan yang diduga melanggar aturan berpakaian, yang berlaku sejak revolusi Islam 1979.

Presiden Ebrahim Raisi, mantan kepala kehakiman ultra-konservatif yang berkuasa tahun lalu, telah memerintahkan penyelidikan atas kematian Amini.(AFP)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co