Protes Antihijab Tulari Siswi Iran, Ayatollah Khamenei Dapat Jari Tengah

05 Oktober 2022 09:25

GenPI.co - Protes antihijab buntut kematian Masha Amini yang tengah berlangsung di Iran telah menulari berbagai lapisan masyarakat, termasuk siswi Iran.

Para murid sekolah itu tanpa takut melambai-lambaikan hijab mereka di udara dan meneriakkan penentangan terhadap otoritas ulama.

Sebuah video yang diverifikasi oleh BBC, Selasa (4/10) menunjukkan demonstrasi di dalam halaman sekolah dan di jalan-jalan beberapa kota.

BACA JUGA:  Putra Mantan Pengusaha era Shah Puji Protes Antihijab: Rezim Iran Bisa Berakhir Kapan Saja

Di Karaj, para siswi dilaporkan memaksa seorang pejabat pendidikan keluar dari sekolah mereka.

Rekaman yang diposting di media sosial pada hari Senin menunjukkan mereka meneriaki pejabat itu. 

BACA JUGA:  Milisi Pro-Iran di Antara Pasukan Keamanan, Massa Protes Antihijab Ketar-ketir

Para gadis itu juga melemparkan apa yang tampak seperti botol air kosong ke pria itu sampai dia mundur melalui gerbang.

BACA JUGA:  Pemimpin Tertinggi Iran Ngamuk, Tuduh AS dan Israel Siram Bensin ke Protes Antihijab

Pada Senin di kota selatan Shiraz, lusinan siswi memblokir lalu lintas di jalan utama sambil melambaikan jilbab mereka ke udara.

Mereka juga meneriakkan "matilah diktator",  mengacu pada Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir pada semua urusan negara.

Protes lebih lanjut oleh siswi dilaporkan pada hari Selasa di Karaj, Teheran dan kota-kota barat laut Saqez dan Sanandaj.

Sejumlah siswa juga difoto berdiri di ruang kelas mereka dengan kepala terbuka. Beberapa dari mereka mengacungkan jari tengah ada potret Ayatollah Khamenei dan pendiri Republik Islam, Ayatollah Ruhollah Khomeini.

Protes oleh siswi dimulai beberapa jam setelah Ayatollah Khamenei menuduh Amerika Serikat dan Israel yang merupakan  musuh bebuyutan Iran sebagai dalang  kerusuhan.

Dia juga memberikan dukungan penuh kepada pasukan keamanan, yang menanggapi protes dengan tindakan keras.

Kerusuhan dipicu oleh kematian Mahsa Amini, wanita Kurdi berusia 22 tahun yang koma setelah ditahan oleh polisi moral pada 13 September di Teheran.

Gadis Kurdi berusia 22 tahun itu dituding melanggar undang-undang yang mewajibkan wanita untuk menutupi rambut mereka dengan hijab. 

Dia meninggal di rumah sakit tiga hari kemudian, membuat pihak Keluarga menuduh bahwa petugas memukul kepalanya dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka.

Polisi telah membantah bahwa dia dianiaya dan mengatakan dia menderita "gagal jantung mendadak".(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co