GenPI.co - Lebanon menunjuk panglima militer baru dan kepala tiga badan keamanan untuk memperkuat kewenangan negara, terutama di wilayah selatan.
Dilansir AP News, hal itu menyusul perang yang menghancurkan antara kelompok militan Hizbullah dengan Israel.
Pejabat baru tersebut Panglima Angkatan Darat Jenderal Rudolph Haikal dan Kepala Badan Keamanan Negara Brigadir Jenderal Edgar Lawandos.
Kemudian, Kepala Keamanan Umum Brigadir Jenderal Hassan Choucair dan Kepala Pasukan Keamanan Dalam Negeri Brigadir Jenderal Raed Abdullah.
Gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat mulai berlaku pada akhir November 2025 yang menghentikan pertempuran selama hampir 14 bulan.
Dalam pengangkatan itu, diumumkan pula lima warga negara Lebanon yang ditahan pasukan Israel selama pertempuran telah dibebaskan setelah negosiasi tidak langsung.
Lebanon juga akan merekrut 4.500 tentara tahun ini untuk membantu meningkatkan kehadiran militernya di wilayah selatan.
Selain itu, Lebanon mencapai kesepakatan sementara dengan IMF untuk paket penyelamatan senilai USD 3 miliar setelah tersebut terjerumus dalam krisis keuangan.
Namun, penyelesaian kesepakatan itu bergantung pada restrukturisasi keuangan besar-besaran dan reformasi untuk memerangi korupsi serta pemborosan, yang sebagian besarnya tidak pernah terwujud.
Pejabat IMF Ernesto Ramirez Rigo mengatakan pihaknya telah melakukan diskusi yang produktif dengan Lebanon.
"Kami menyambut baik permintaan otoritas untuk program baru yang didukung IMF guna memperkuat upaya mereka dalam mengatasi tantangan ekonomi yang signifikan di Lebanon," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News