Lawan Virus Corona, Warga Permukiman Kumuh Brasil Lakukan Ini...

05 April 2020 08:30

GenPI.co - Warga sebuah permukiman kumuh di Brasil memutuskan berjuang sendiri melawan virus corona alias COVID-19, karena mereka tidak percaya kepada pemerintah.

Warga permukiman kumuh tersebut lantas menyewa dokter dan tenaga medis untuk melakukan penanganan wabah di kawasan itu.

BACA JUGA: Pasangan Sok Setia, Ternyata 5 Zodiak Ini Sangat Andal Selingkuh

Emerson Barata menggambar peta favela terbesar di Sao Paulo, Paraisopolis, dan mulai menandai kasus virus corona yang terkonfirmasi dengan tinta biru. 

Di tengah kawasan berpenduduk sekitar 120.000 orang tersebut, Barata menggambar empat titik.

"Ini akan menjadi jauh lebih buruk," jelas pria berusia 34 tahun itu kepada tim medis yang berkumpul. Ia menambahkan dua titik lagi ke distrik luar favela. "Lonjakannya belum muncul." imbuhnya.

BACA JUGA: Awas... Terlalu Banyak Makan Terung Ternyata Bahaya

Saat ini, Barata memimpin tim respons corona di labirin rumah-rumah blok batu merah itu, di mana telah ditemukan enam kasus terkonfirmasi. Timnya mencurigai masih ada 60 kasus lain.

Barata dan tim medis di sekitarnya, tidak memiliki hubungan dengan pemerintah Negara Bagian Sao Paulo. 

Mantan pemain pro liga kecil ini adalah bagian dari asosiasi penduduk Paraisopolis yang sangat tidak percaya pada pemerintah dan memutuskan bertindak.

BACA JUGA: Meski Tak Cantik, Pesona 6 Zodiak Ini Bikin Pria Kelepek-kelepek

Saat ini, asosiasi penghuni telah menyewa layanan medis swasta 24 jam termasuk tiga ambulans, dua dokter, dan dua perawat, serta pengemudi dan staf pendukung.

Barata menolak untuk mengatakan berapa biayanya atau berapa banyak sumbangan yang ia peroleh. Ia hanya mengatakan sejumlah biaya ditanggung oleh donor.

BACA JUGA: Ramuan 6 Bahan Dapur Ini Dongkrak Kekebalan Tubuh Lawan COVID-19

Menurut Barata, saat ini masih banyak yang masih diperlukan. Tim medis ini dikontrak 30 hari, kemungkinan akan diperpanjang.

"Favela akan menjadi wilayah yang paling terdampak," katanya, berdiri di tempat parkir di luar bengkel mekanik yang berfungsi sebagai pangkalan untuk tim medis. "Tempat-tempat yang sudah diabaikan oleh negara akan semakin diabaikan."

Senada dengan Barata, para ahli kesehatan masyarakat setuju dengan pendapatnya. 

BACA JUGA: Terlihat Cuek, Tapi 5 Zodiak Ini Memberikan Cinta yang Dahsyat

Tempat tinggal yang penuh sesak, sanitasi yang buruk, kurangnya perawatan kesehatan, dan pelanggaran terhadap imbauan karantina membuat daerah kumuh Brasil.

"rumah bagi sekitar 11 juta orang atau 6% dari populasi, rentan terhadap virus."

Saat ini, Paraisopolis kemungkinan berada di garis depan. Banyak penghuninya bekerja di lingkungan kaya dekat Morumbi, yang merupakan titik nol untuk penyebaran di Brasil. 

Di seluruh Amerika Latin, banyak dari kasus pertama didiagnosis pada mereka yang cukup kaya untuk bepergian ke luar negeri, tetapi virus ini diperkirakan akan berdampak paling parah pada warga miskin.

Brasil adalah negara yang paling parah terkena dampak virus corona di Amerika Latin sejauh ini, dengan hampir 8.000 kasus yang dikonfirmasi dan 299 kematian.

Sementara itu, Presiden Jair Bolsonaro menganggap virus corona sebagai flu ringan dan mengatakan kepada warga Brasil untuk kembali bekerja.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co