Kacaunya Penanganan COVID-19 di Brazil, Menkes Ganti 2 Kali

16 Mei 2020 17:15

GenPI.co - Penanganan pandemi COVID-19 di Brazil betul-betul kacau. Hal itu ditandai oleh pengunduran menteri kesehatan Nelson Teich. Padahal dirinya belum lama menggantikan menkes Luiz Henrique Mandetta yang dipecat Presiden Jair Bolsonaro pada 16 April lalu.

Teich sendiri mengundurkan diri setelah Bolsonaro menuntut penggunaan yang lebih luas dari obat anti-malaria hydroxychloroquine. Padahal, obat itu dikabarkan  yang tidak terbukti mampu melawan wabah COVID-19 dan dikhawatirkan menyebabkan masalah jantung.

BACA JUGA: Brazil Kolaps Karena Corona, Sehari Tembus 11 Ribu Kasus
 
Pengunduran Teich  membuat keadaan semakin bergejolak. Warga Brazil melempar pot dari jendela rumah mereka dan para pakar kesehatan bereaksi dengan marah. 

Sementara kasus  konfirmasi Brazil naik melewati Jerman dan Prancis minggu ini, tumbuh dengan kecepatan harian persis di hampir menyamai Amerika Serikat.

"Seperti seorang komandan dalam pertempuran: Dia (Bolsonaro) harus memutuskan. Apakah orang akan mati? Sayangnya, orang-orang akan mati, ”kata Teich dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/5).

Semantara Kepala staf Bolsonaro, Walter Braga Netto, mengatakan kepada wartawan bahwa Teich telah pergi karena "alasan pribadi". Keputusan itu muncul  setelah pertemuannya dengan  Bolsonaro pada hari Jumat.

Menurut menurut sebuah sumber, seorang jenderal angkatan darat aktif bernama Eduardo Pazuello telah ditunjuk untuk menjadi menkes sementara.

Pendahulu Teich, Luiz Henrique Mandetta, dipecat karena menolak tuntutan Bolsonaro untuk mempromosikan hydroxychloroquine. Ia juga dikabarkan melawan perintah isolasi pemerintah negara bagian.

BACA JUGA: Harapan Baru, 3 Obat ini Bisa Bantu Pasien COVID-19

Brazil sendiri sejau ini menjadi salah satu negara dengan jumlah penderita COVID-19 terbanyak. Sudah ada 218 ribu kasus konfirmasi sejauh ini. Sementara korban harian tembus menjadi 15 ribu kasus pada hari Jumat.

Rumah sakit rumah sakit rujukan di negara itu dikabarkan kelebihan kapasitas. Sementara korban meninggal dimakamkan secara massal. Kondisi tersebut membuat pihak oposisi berteriak untuk memakzulkan Bolsonaro.(Reuters)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co