GenPI.co - Ledakan dahsyat terjadi di Beirut, Lebanon pada Selasa (4/8) petang, waktu setempat. Ledakan tersebut diduga disebabkan oleh tumbuhan ribuan ton amonium nitrat.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan kota itu.
Ia menambahkan penimbunan zat kimia ter berbahaya dan dapat meledak itu dilakukan serampangan tanpa memperhatikan aspek keselamatan.
"Ini merupakan sesuatu yang tidak dapat diterima," ujar Aoun.
BACA JUGA: Detik-detik Ledakan Mengerikan di Lebanon
Setelah ledakan terjadi, pejabat tinggi setempat langsung bereaksi. Perdana Menteri Hassan Diab meminta kabinet pemerintahan menggelar rapat darurat i pada Rabu, (5/8).
Diab juga menegaskan akan diberlakukan status darurat selama dua pekan harus segera diumumkan.
“Mereka yang bertanggung jawab akan membayar dengan harga setimpal,” kata Diab dalam pidatonya.
Ia menambahkan bahwa rincian terkait hal ini akan disampaikan kepada publik.
Sejauh ini, setidaknya 78 orang dilaporkan tewas akibat ledakan. Sementara 4.000 orang lainnya mengalami luka-luka.
BACA JUGA: Ancaman Gelombang ke-2 COVID-19 itu Nyata, Jerman Sudah Masuk
Otoritas setempat menyebut kemungkinan korban meninggal dunia masih akan terus bertambah seiring dengan proses evakuasi oleh petugas yang mencari korban di bawah reruntuhan bangunan.
Sebagian korban luka dibawa ke luar Beirut untuk perawatan, karena rumah sakit di kota itu telah penuh oleh sebagian korban lain. Ambulans dari kota-kota sekitar juga dikerahkan untuk membantu evakuasi.(ANT)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News