GenPI.co - Kasus baru Ebola telah diidentifikasi di dekat kota Butembo di timur Republik Demokratik Kongo (DRC). Hal ini tentu perlu diwaspadai karena virus tersebut termasuk yang sangat berbahaya.
Seorang wanita ditemukan dengan gejala virus mematikan di kota Biena pada 1 Februari lalu, yang meninggal di rumah sakit di Butembo pada 3 Februari.
BACA JUGA: Brasil Sepakati Persetujuan Penuh Boyong Vaksin Pfizer
Kabarnya kematian itu terjadi setelah dia menikah dengan seorang pria yang telah tertular virus pada wabah sebelumnya.
“Tim tanggapan provinsi sudah bekerja keras. Ini akan didukung oleh tim respon nasional yang akan mengunjungi Butembo dalam waktu dekat, ” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan DRC, seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (8/2/2021).
Pengumuman tersebut berpotensi menandai dimulainya wabah Ebola ke-12 DRC sejak virus itu ditemukan di dekat Sungai Ebola pada tahun 1976, lebih dari dua kali lipat negara lain mana pun.
Itu terjadi hampir tiga bulan setelah DRC mengumumkan berakhirnya wabah ke-11 yang jaraknya ratusan kilometer di barat, yang menginfeksi 130 orang dan menewaskan 55.
Wabah itu tumpang tindih dengan yang sebelumnya di timur yang menewaskan lebih dari 2.200 orang, yang kedua, sebagian besar dalam sejarah penyakit.
Munculnya lebih banyak kasus dapat mempersulit upaya pemberantasan Covid-19, yang telah menginfeksi 23.600 orang dan menewaskan 681 orang di DRC.
BACA JUGA: Vaksin AstraZeneca Dianggap Tak Efektif Lawan Virus Varian Baru
Sementara, kampanye vaksinasi oleh pemerintah DRC diharapkan dimulai pada paruh pertama tahun ini.
Diketahui, ebola adalah demam berdarah akibat virus yang menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh. Dalam kasus ekstrim, ini menyebabkan pendarahan fatal dari organ dalam, mulut, mata atau telinga.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News