Awas! Virus Covid-19 Varian Inggris Lebih Mematikan

16 Februari 2021 21:18

GenPI.co - Varian yang sangat menular dari novel coronavirus yang dominan di Inggris Raya mungkin hingga 70 persen lebih mematikan dari pada jenis sebelumnya atau asal Kota Wuhan, China.

Temuan dari New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG), yang diterbitkan pada Jumat (12/2/2021) di situs web pemerintah, menggarisbawahi kekhawatiran tentang bagaimana mutasi berbahaya pada karakteristik SARS-CoV2.

BACA JUGA: Kerusuhan di Mana-mana, Ancaman Serius PBB untuk Militer Myanmar

Laporan NERVTAG didasarkan pada selusin studi yang menemukan apa yang disebut varian Kent, dinamai sesuai dengan daerah tempat pertama kali diidentifikasi, kemungkinan 30 persen hingga 70 persen lebih mematikan dari pada versi lain dari virus corona baru yang beredar.

Studi tersebut membandingkan rawat inap dan tingkat kematian di antara orang yang terinfeksi dengan varian B.1.1.7 dan mereka yang terinfeksi dengan jenis lain.

NERVTAG mencakup para ahli dari universitas dan lembaga publik di Inggris Raya.

Dosen senior klinis di University of Exeter Medical School dan pimpinan klinis untuk Covid-19 di Royal Devon & Exeter Hospital, David Strain mengaku hasil analisis itu cukup mengkhawatirkan.
 
“Penularan yang lebih tinggi berarti bahwa orang-orang yang sebelumnya berisiko rendah tertular Covid (terutama wanita yang lebih muda) sekarang tertular dan berakhir di rumah sakit,″ kata Strain dalam keterangannya, seperti dilansir dari Sky News, Selasa (16/2/2021).

Menurutnya, ini disorot oleh angka terbaru untuk rawat inap yang sekarang menunjukkan rasio hampir 50:50 pria-wanita dibandingkan dengan ini yang didominasi pria selama gelombang pertama.

Hingga saat ini, Inggris telah mencatat lebih dari empat juta kasus Covid-19. Virus itu telah menewaskan lebih dari 117.000 orang di seluruh negeri, menandai salah satu korban tewas terburuk di dunia.

Para ahli sebelumnya menerangkan strain B.1.1.7 bisa antara 30 dan 70 persen lebih menular dari pada varian lain.

Setelah pertama kali terdeteksi pada bulan September, dengan cepat menjadi varian dominan di Inggris.

Hal ini diperkirakan memicu peningkatan pesat kasus Covid-19 di negara itu dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan jumlah kematian meningkat dan memaksa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk memberlakukan kuncian nasional ketiga pada 4 Januari lalu.

Variannya juga telah menyebar ke belahan dunia lain dengan cepat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 83 negara telah melaporkan kasus strain tersebut. Itu telah terdeteksi di setiap benua di Bumi kecuali Antartika.

Penelitian menunjukkan bahwa dua vaksin Covid-19 digunakan di Inggris, yang dikembangkan oleh Pfizer/BioNTech dan AstraZeneca turut menawarkan perlindungan terhadap B.1.1.7.

Namun, penyebaran varian tersebut tetap menambah kekhawatiran atas munculnya mutasi dari virus corona baru.

Kekhawatiran telah meningkat oleh dua jenis yang sangat menular lainnya yang beredar, yang disebut varian Brasil dan Afrika Selatan, yang oleh para ilmuwan dikenal sebagai 20I / 501Y.V2 atau B.1.351 dan P.1.

BACA JUGA: Darah Joe Biden Mendidih, Lawan Pasti Bakal Dibuat Perih

Varian tersebut memiliki mutasi E484K, yang terjadi pada protein lonjakan virus. Mutasi tersebut diyakini membantu virus menghindari antibodi dan melewati pertahanan kekebalan tubuh.

Bahka, para ilmuwan setiap negara telah memperingatkan hal itu dapat melemahkan efektivitas vaksin atas reaksi dari virus varian baru yang lebih ganas.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co