Korsel-AS Gelar Latihan Militer, China Dibuat Lemas Gemetaran

08 Maret 2021 23:17

GenPI.co - Korea Selatan dan Amerika Serikat akan memulai latihan militer tahunan mereka dalam beberapa hari ke depan. Namun, mereka mengumumkan, latihan bersama akan lebih kecil dari biasanya karena pandemi virus corona.

Latihan perang sembilan hari itu akan menjadi latihan pos komando yang disimulasikan komputer. Dan juga menekankan bahwa latihan itu bersifat sangat defensif.

BACA JUGA: Drone Israel Mengangkasa di Langit Myanmar, Ada Apa?

Seperti dilansir dari Aljazeera, Senin (8/3/2021), kantor berita Yonhap mengatakan, latihan tidak akan mencakup manuver luar ruangan, karena telah dilakukan sepanjang tahun, sementara jumlah pasukan dan peralatan akan diminimalkan akibat pandemi.

Meskipun dikurangi, latihan gabungan masih mungkin membuat marah Korea Utara yang menyebutnya sebagai latihan untuk perang.

JCS menyatakan Korea Selatan dan AS memutuskan untuk melanjutkan latihan militer setelah secara komprehensif mempertimbangkan situasi Covid-19, pemeliharaan postur kesiapan tempur, denuklirisasi Semenanjung Korea, dan pembentukan perdamaian.

Mereka menambahkan bahwa bagian dari latihan tersebut akan melibatkan persiapan untuk uji kemampuan operasional penuh, yang diperlukan untuk pengalihan kendali operasional masa perang (OPCON) dari AS ke Korea Selatan.

Sejak Perang Korea 1950-1953, militer AS tetap memiliki kewenangan untuk mengontrol pasukan Korea Selatan dan AS jika terjadi perang lain di Semenanjung Korea. Ada sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, telah menjadikan memperoleh kendali operasional atas pasukan gabungan itu sebagai tujuan utama pemerintahannya.

Meskipun latihan ini akan memberikan kesempatan untuk menilai kesiapan Seoul untuk mengambil alih OPCON, sifat latihan yang diperkecil dapat mempersulit upaya Moon untuk menyelesaikan transfer sebelum masa jabatannya berakhir pada 2022.

Bahkan sebelum pandemi, latihan telah dikurangi untuk memfasilitasi negosiasi AS yang bertujuan membongkar program nuklir Pyongyang. Selain itu, latihan ini juga bisa memberikan tekanan pada pemerintah China.

BACA JUGA: Mendadak Ramalan Bill Gates Menggetarkan Jiwa, Tolong Jangan Baca

Tetapi, pembicaraan itu telah menemui jalan buntu sejak pertemuan puncak antara para pemimpin Korea Utara dan AS gagal pada Februari 2019 setelah Presiden AS Donald Trump menolak tuntutan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un untuk pencabutan sanksi secara luas dengan imbalan menyerahkan sebagian nuklir negaranya.

Dengan pembicaraan terhenti dan Kim berjanji pada Januari untuk memperluas program senjatanya, para ahli khawatir Korea Utara dapat menggunakan latihan militer yang akan datang untuk melanjutkan uji coba nuklir dan rudal.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co