Bahaya Mendekat! Gelombang 3 Covid Siap Terkam Indonesia

26 September 2021 18:25

GenPI.co - Ada alarm bahaya yang disuarakan pakar epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman. Dia memprediksi, ada bahaya covid-19 yang mendekat ke Indonesia. 

Terkaman gelombang ketiga covid-19 di Indonesia disebut tinggal menunggu waktu.

Dicky bahkan terang-terangan menyebut posisi Indonesia sekarang tidak jauh dengan negara ASEAN lain yang mengalami peningkatan kasus.

BACA JUGA:  Sekolah Jadi Klaster Covid-19, Nadiem Diminta Lakukan Evaluasi

"Masalahnya kapasitas testing. Ini yang membuat kebangkitan potensi kasus akan besar," kata Dicky, Minggu (26/9/2021).

Bila dibanding dengan Singapura, Indonesia disebut masih di bawah 50%. 

BACA JUGA:  Nadiem Makarim Kena Kritik, PTM Bikin Klaster Baru Covid-19

Dan saat ini, Singapura tengah dibuat gontai dengan serangan covid-19. Negeri Singa Putih bahkan sampai harus kembali me-lockdown jutaan warganya.

"Jelas bahwa potensi peningkatan akan terjadi," tambahnya.

BACA JUGA:  Covid Singapura Bikin Pusing, Jutaan Orang di-Lockdown Lagi

Apalagi, sejak 2 Agustus terdapat peningkatan mobilitas di wilayah Jawa-Bali secara signifikan.

Data itu dirilis dari Kementerian Kesehatan dan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis 15 September 2021.

Dari laporan yang ada, empat wilayah tercatat memiliki mobilitas tinggi.

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten, ada di daftar mobilitas tertinggi.

Mobilitas itu terjadi saat vaksinasi belum lengkap, upaya 3T belum memadai, dan melonggarnya protokol kesehatan 5M yang terjadi di daerah. 

Yang bikin dag-dig-dug, peningkatan mobilitas yang tercatat sudah menyamai kondisi sebelum pandemi. 

Dengan berpatokan data yang ada, Dicky memprediksi Desember akan menjadi mimpi buruk untuk Indonesia.

"Itu bisa saja terjadi karena akan ada mobilitas masyarakat yang libur," urainya.

Dicky berpendapat sebaiknya memperkuat respons soal PPKM.

Indonesia disebut bisa belajar dari Norwegia yang menahan pembatasan level satu hingga hampir setengah tahun.

"Kita cenderung kalau ada kabar baik lebih banyak longgar, ketika buruk menjadi ketat. Ini yang menjadi potensi kelemahan sehingga kita bisa menjadi mengalami situasi yang buruk lagi," sebutnya. (*)

 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Agus Purwanto

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co