Banyak Balita Diberi Susu Kental Manis, Efek Iklan Puluhan Tahun Terus Melekat

27 Mei 2023 20:40

GenPI.co - Ketua Bidang Advokasi Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Yuli Supriati menyebutkan kebiasaan minum kental manis sebagai susu oleh anak terutama balita masih banyak ditemukan.

Di Banten, pemberian kental manis untuk anak dipicu karena kebiasaan dan pengaruh iklan puluhan tahun yang melekat di benak masyarakat.

Padahal cara beriklan produk kental manis sudah mulai berubah sejak BPOM mengeluarkan aturan mengenai iklan dan label kental manis.

BACA JUGA:  DPR RI Tegur BPOM: Kental Manis Produk untuk Topping, Bukan Sebagai Susu

"Perubahan cara beriklan ini adalah yang harus kami apresiasi terhadap produsen. Namun, yang masih menjadi PR hingga saat ini bahwa ternyata pengaruh iklan kental manis sebagai susu di tahun-tahun sebelumnya itu, ternyata masih berdampak hingga saat ini," ujar Yuli saat kunjunganya ke Pandeglang, dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).

Aktivis kesehatan masyarakat ini menambahkan, kunjungannya ke beberapa wilayah di Banten adalah dalam rangka pendampingan penelitian konsumsi kental manis oleh balita yang dilakukan bersama kader PP Aisyiyah.

BACA JUGA:  Ahli Gizi Sebut Susu Kental Manis Bisa Bikin Bayi Alami Obesitas

Terdapat 10 wilayah yang menjadi wilayah penelitian yaitu Kecamatan Rangkasbitung, Warung Gunung, Leuwidamar, Cihara, dan Cibeber yang berada di wilayah Kabupaten Lebak.

Kecamatan Labuan, Jiput, Cikedal, Cisata, dan Koroncong berada di wilayah Kabupaten Pandeglang.

BACA JUGA:  Risiko Sering Minum Susu Kental Manis Ternyata Berbahaya, Jangan Sepelekan

Penentuan lokus penelitian tersebut berdasarkan prevalensi stunting wilayah yang masih tinggi.

Kabupaten Pandeglang misalnya, yang menjadi wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Banten berdasarkan SSGI 2022, yakni mencapai 29,4%.

Di posisi ke-3 diikuti Kabupaten Lebak di peringkat ketiga sebesar 26,2%.

"Pada umumnya, yang kami temukan di sini relatif seragam, bayi dan balita mengkonsumsi makanan yang seharusnya bukan untuk balita seperti susunya pakai kental manis, snack dan makanan ringan bahkan gorengan," ungkap dia.

Kesalahan konsumsi makanan dan minuman oleh anak, balita dan bayi tersebut turut memengaruhi tumbuh kembang mereka.

Warga Rangkasbitung Jumsinah (40) mengakui berat badan anaknya yang berusia 1,5 tahun saat ini hanya 5 kg.

"Tau sih, ga boleh buat anak. Tapi kan dulu kami nontonnya TV, di TV katanya itu (susu kental manis *red) buat susu anak ya, ya udah biarin aja," tuturnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Luthfi Khairul Fikri

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co