Penelitian Ungkap Konsumsi Makanan Berlemak Dapat Memperburuk Stres

15 Desember 2023 21:10

GenPI.co - Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kenyamanan mengonsumsi makanan berlemak dapat memperburuk stres.

Dilansir Daily Mail, para peneliti menemukan bahwa mengonsumsi makanan berlemak selama masa stres dapat mengganggu pemulihan tubuh dari efek stres.

Mengonsumsi makanan tinggi lemak sebelum mengalami stres mental dapat mengurangi oksigenasi otak dan menyebabkan penurunan fungsi pembuluh darah pada orang dewasa.

BACA JUGA:  Ketika Kamu Cemas dan Stres, Lakukan Hal Ini untuk Menenangkan Diri

Penulis pertama Rosalind Baynham, dari Universitas Birmingham, mengatakan pihaknya mengambil sekelompok orang dewasa muda yang sehat dan memberi dua croissant mentega sebagai sarapan.

Peneliti kemudian meminta mereka melakukan perhitungan mental, meningkatkan kecepatan selama delapan menit, memperingatkan mereka ketika mereka mendapat jawaban yang salah.

BACA JUGA:  Ibu yang Mengalami Stres Selama Kehamilan, Anak Bisa Menderita ADHD

Mereka juga bisa melihat diri mereka sendiri di layar saat melakukan latihan. Eksperimen ini dirancang untuk mensimulasikan stres sehari-hari yang mungkin kita hadapi di tempat kerja atau di rumah.

Ketika stres, berbagai hal terjadi di dalam tubuh, detak jantung dan tekanan darah kita meningkat, pembuluh darah membesar dan aliran darah ke otak meningkat.

BACA JUGA:  4 Zodiak Rentan Stres dan Cemas, Ada Virgo dan Libra

"Kita juga tahu bahwa elastisitas pembuluh darah kita, yang merupakan ukuran fungsi pembuluh darah, menurun seiring dengan tekanan mental," ujarnya.

Mahasiswa doktoral Ms Baynham mengatakan peneliti menemukan bahwa mengonsumsi makanan berlemak ketika stres mental mengurangi fungsi pembuluh darah sebesar 1,74 persen.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penurunan fungsi pembuluh darah sebesar satu persen menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 13 persen.

"Yang penting kami menunjukkan bahwa gangguan fungsi pembuluh darah ini bertahan lebih lama lagi ketika peserta kami makan croissant," katanya.

Tim menemukan bahwa konsumsi lemak berdampak negatif pada suasana hati selama dan setelah episode stres.

Profesor Jet Veldhuijzen van Zanten mengatakan peneliti mengamati orang-orang sehat berusia 18-30 tahun untuk penelitian ini.

"Kami melihat perbedaan yang signifikan dalam bagaimana tubuh mereka pulih dari stres ketika mereka makan makanan berlemak sangatlah mengejutkan," ucapnya.

Bagi orang-orang yang sudah mempunyai peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, dampaknya bisa lebih serius.

"Kita semua menghadapi stres sepanjang waktu, namun terutama bagi kita yang bekerja dengan tingkat stres tinggi dan berisiko terkena penyakit kardiovaskular, temuan ini harus ditanggapi dengan serius," jelasnya.

Penelitian ini dapat membantu mengambil keputusan yang mengurangi risiko dibandingkan memperburuknya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Nutrition and Nutrients juga menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang lebih sehat, terutama kaya polifenol, seperti kakao, beri, anggur, apel, serta buah dan sayuran, gangguan fungsi pembuluh darah dapat diatasi sepenuhnya.

Dr Catarina Rendeiro berkata dampak dari makanan ini selama periode stres tidak dapat diremehkan.

Misalnya, berkurangnya oksigenasi ke otak berpotensi berdampak pada suasana hati dan kesehatan mental, sehingga membuat orang makin stres.

Di sisi lain, hal ini dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan kemampuan seseorang untuk melakukan tugas yang membuat mereka stres, seperti wawancara, ujian atau rapat kerja.

"Ini adalah sesuatu yang kami ingin lakukan penelitian lebih lanjut di masa depan. Studi kami menunjukkan bahwa pilihan makanan di sekitar masa stres dapat memperburuk atau melindungi efek stres pada sistem kardiovaskular kita," terangnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co