Ahli Gizi Bongkar 3 Mitos yang Masih Banyak Dipercaya Soal Pola Makan dan Nutrisi

11 Januari 2024 13:00

GenPI.co - Kamu jangan mengambil keputusan tanpa memiliki informasi yang cukup, terutama dalam konteks pola makan dan nutrisi karena masih banyak mitos.

Berikut mitos terkait nutrisi yang tidak boleh kamu percayai sama sekali, dilansir India today.

1. Mitos: Lebih menyukai buah-buahan segar dibandingkan buah-buahan kalengan atau beku

Fakta: Penelitian menyatakan bahwa buah-buahan beku, kalengan, dan kering dapat menyamai nilai gizi buah segar, seperti dilansir New York Times.

BACA JUGA:  Tren Diet yang Populer pada 2023, dari Keto hingga Mediterania

Dalam interaksi dengan India Today, ahli diet klinis yang berbasis di Kolkata, Anwesha Mukherjee mengatakan kebenarannya tergantung pada berbagai faktor.

Buah-buahan segar sering kali mempertahankan lebih banyak nutrisi, namun pilihan kalengan atau olahan mungkin lebih nyaman dan memiliki umur simpan lebih lama.

BACA JUGA:  Buat Kamu yang Lagi Program Diet, Jangan Lupa Konsumsi Blueberry

Sementara buah-buahan segar sering dipuji karena tekstur dan rasanya, nutrisinya, buah-buahan kalengan atau beku juga sama bermanfaatnya.

"Kuncinya adalah pendekatan yang seimbang, menggabungkan campuran buah-buahan segar dan olahan untuk pola makan yang menyeluruh," ujarnya.

BACA JUGA:  Wanita yang Menerapkan Diet Mediterania Meningkatkan Peluang untuk Hamil

Sementara itu, Shalini Garwin Bliss, ahli diet eksekutif di Rumah Sakit Manipal mengatakan bertentangan dengan kepercayaan umum, buah-buahan kalengan atau beku bisa sama bergizinya dengan buah segar, tetapi lebih baik memilih buah segar.

2. Mitos: Jauhi semua lemak

Fakta: Kita sering disarankan untuk menjauhi lemak untuk menjaga kesehatan jantung dan menghindari penambahan berat badan. 

Tanpa bukti yang cukup, diet rendah lemak dipromosikan sebagai diet yang bermanfaat. 

Yang perlu kamu ketahui adalah tidak semua lemak itu buruk. Kamu tentu saja harus menjauhi lemak trans, tetapi lemak sehat terbukti bermanfaat.

Selain itu, Anwesha Mukherjee menyebut lemak sehat seperti yang ditemukan dalam alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun sangat penting bagi tubuh.

"Penting untuk membedakan antara lemak tak jenuh, yang dapat bermanfaat, dan lemak jenuh atau lemak trans, yang dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan bila dikonsumsi berlebihan. Moderasi dan memilih jenis lemak yang tepat adalah kuncinya," jelasnya.

3. Mitos: Lebih banyak asupan kalori berarti lebih banyak penambahan berat badan

Fakta: Sering kali diyakini bahwa jika makan lebih banyak dan lebih sedikit bergerak, berat badan akan bertambah. Namun asupan kalori lebih banyak tidak selalu berarti penambahan berat badan.

Para ahli percaya bahwa "pertambahan berat badan dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan bukan hanya asupan kalori".

Kualitas kalori, metabolisme individu, dan gaya hidup secara keseluruhan memainkan peran penting.

Meskipun mengonsumsi lebih banyak kalori daripada kebutuhan tubuh dapat menyebabkan penambahan berat badan, penting untuk fokus pada makanan padat nutrisi dan menjaga pola makan seimbang untuk kesehatan secara keseluruhan. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co