GenPI.co - Lemak trans belum diketahui manfaatnya bagi kesehatan, namun memiliki risiko kesehatan yang sangat besar.
Hal itu disampaikan Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO.
Dilansir Times of India, lemak trans adalah jenis lemak tak jenuh yang dapat diproduksi secara alami atau buatan melalui proses industri yang dikenal sebagai hidrogenasi.
Lemak trans alami ditemukan dalam jumlah kecil pada beberapa produk hewani, seperti daging dan susu.
Namun, kekhawatiran utama muncul dari lemak trans yang diproduksi secara industri, yang terbentuk ketika hidrogen ditambahkan ke minyak nabati untuk menjadikannya lebih padat pada suhu kamar.
Proses ini meningkatkan umur simpan dan stabilitas produk makanan, menjadikannya bahan umum dalam makanan olahan dan makanan yang dipanggang secara komersial.
Mungkin masalah kesehatan yang paling banyak diketahui terkait dengan lemak trans adalah dampak buruknya terhadap kesehatan jantung.
Lemak trans telah terbukti meningkatkan kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), yang umumnya dikenal sebagai kolesterol "jahat", sekaligus menurunkan kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL), atau kolesterol "baik".
Pergeseran kadar kolesterol yang tidak menguntungkan ini meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan meningkatkan kemungkinan serangan jantung dan stroke.
Lemak trans telah dikaitkan dengan resistensi insulin, suatu kondisi dimana sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap efek insulin.
Resistensi insulin ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2.
Efek inflamasi dari lemak trans juga berkontribusi terhadap resistensi insulin yang diamati pada individu dengan asupan tinggi lemak ini. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News