GenPI.co - Seorang pengamat memberikan sebuah pengandaian bagaimana caranya Indonesia bisa dipimpin oleh orang dari luar Jawa atau Non-Jawa.
Seperti diketahui, orang nomor satu di Indonesia saat ini didominasi dari etnis Jawa.
Namun, sebelumnya ada dua tokoh yang merupakan etnis campuran, mereka ialah Presiden RI ke-3 BJ Habibie dan ke-5 Megawati Soekarnoputri.
"Jadi, seluruh presiden selain kedua tokoh itu berasal dari keturunan Jawa," ujar Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga kepada GenPI.co, Minggu (20/6).
Dia mengungkapkan bahwa peluang Indonesia dipimpin oleh etnis non-Jawa akan terbuka kalau perilaku pemilih Indonesia berubah dari emosional ke rasional.
"Pemilih rasional akan memilih atas pertimbangan siapa calon yang paling menguntungkan baginya," lenjutnya.
Namun, dia menerangkan bahwa pemilih seperti di atas akan melihat program yang ditawarkan si calon, apakah itu menguntungkan baginya atau tidak.
"Kelompok pemilih ini tidak mempertimbangkan ideologis, agama, dan etnis calon presidennya," jelasnya.
Menurut akademisi dari Universitas Esa Unggul itu mengungkapkan perilaku pemilih di Indonesia masih dominan yang emosional.
"Karena itu, calon dari etnis Jawa dan beragama Islam lebih berpeluang menang pada Pilpres 2024," ucapnya.
Dia berharap Pilpres 2024 ini akan ada perubahan signifikan perilaku pemilih di Indonesia. Setidaknya, terjadi keseimbangan antara pemilih rasional dan emosional.
"Kalau ini terjadi, calon dari etnis non-Jawa masih terbuka untuk memenangkan Pilpres 2024," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News