GenPI.co - Analis Sosial Politik Ubedilah Badrun blak-blakan menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlalu sering mengabaikan aspirasi rakyat, mahasiswa, buruh, dan kaum cendekiawan.
Bahkan, menurut Ubedilah Badrun, Jokowi juga acap kali pura-pura mendengar saran dari berbagai lapisan masyarakat seperti ormas keagamaan.
"Jokowi juga tidak mendengar ketika banyak pihak memprotes usulan pemerintah yang mengajukan UU cipta kerja (Omnibus law)," jelas Ubedilah Badrun kepada GenPI.co, Rabu (23/6).
Tidak hanya itu, Ubedilah Badrun juga mengatakan bahwa saat terjadi demonstrasi besar, Jokowi juga mengabaikan saran dari NU dan Muhammadiyah.
"Dalam kisruh alih pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi ASN melalui Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang bermasalah Jokowi juga tidak tegas," ungkap Ubedilah Badrun.
Seperti diketahui, tes tersebut tidak meloloskan 75 orang pegawai. 51 diantaranya dicap merah dan tidak dapat dibina lagi oleh lembaga antirasuah.
"TWK menyingkirkan penyidik KPK berintegritas tinggi yang menangani kasus korupsi kelas kakap yang terkait dengan elit kekuasaan saat ini," beber Ubedilah Badrun.
Bahkan, menurut Ubedilah Badrun, Jokowi juga tidak mendengarkan aspirasi 74 Profesor (Guru Besar) yang memprotes TWK KPK.
"Itu semua adalah fakta empirik untuk menyimpulkan bahwa Jokowi memang sering mengabaikan para cendekiawan," tegas Ubedilah Badrun.
"Terlihat meremehkan dan arogan. Ini tanda-tanda Indonesia dalam bahaya besar," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News