GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan menyoroti makin banyak pihak yang menyuarakan pentingnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) berakhir sebelum 2024.
Apalagi menurut Rocky Gerung, bahwa pembalikan arus melawan Jokowi sudah mulai terjadi.
Pernyataan tersebut diungkapkan pengamat politik itu dari video berjudul "Waspadai Oligarki Akan Makin Mencengkram Indonesia Pasca Pandemi" yang tayang di kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Minggu, (1/8).
Dalam tayangan tersebut, awalnya, Hersubeno Arief membahas berbagai persoalan yang dihadapi Indonesia saat ini di bawah Pemerintahan Jokowi.
Salah satu hal yang dibahas, yakni soal meningkatkan kesenjangan ekonomi antara oligarki dan rakyat kelas bawah.
Setelah pembahasan itu, Rocky Gerung menyinggung bahwa demokrasi tak mampu lagi menampung keresahan sosial.
Namun, satu-satunya cara menyelesaikan keresahan ini adalah dengan mempercepat perubahan politik.
Hersubeno pun lantas menyinggung soal siapa yang bisa menggantikan rezim saat ini, Rocky Gerung menjawab bahwa sebenarnya, Indonesia punya banyak pemimpin yang siap.
Akan tetapi, menurut Rocky Gerung, yang paling penting untuk dilakukan terlebih dahulu adalah mengubah keadaan buruk dan memunculkan harapan.
"Begitu rezim turun, ada harapan," tegas Rocky Gerung.
Hersubeno pun kembali bertanya bagaimana cara memastikan bahwa oligarki tak akan membajak upaya penggatian rezim ini.
Mantan Dosen Ilmu Filsafat Universitas Indonesia itu menjawab bahwa oligarki sebenarnya sedang mengincar peluang untuk pindah ke oposisi.
"Karena oligarki adalah kaum yang sangat oportunis. Dia nggak mungkin bertahan dalam keadaan sekarang," ungkapnya.
Bahkan, Rocky Gerung mengibaratkan bahwa oligarki tidak akan mau tenggelam bersama kapal yang sudah bolong.
"Jadi udahlah kita pastikan bahwa kesempatan untuk melakukan perubahan hanya mungkin kalau dilakukan sebelum 2024," jelas Rocky Gerung.
Tak hanya itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa pihak yang menginginkan perubahan sudah harus membayangkan suatu skenario untuk mempercepat perubahan tanpa pertumpahan darah.
"Jadi nggak usah bayangkan bahwa perubahan itu menimbulkan kekacauan. Enggak," katanya.
Menurutnya, perubahan ini hanya membutuhkan koordinasi beberapa elite dari beberapa pihak.
"Koordinasi tiga elite yang ada di oposisi, tiga elite yang ada di kabinet sekarang mesti ada kerja sama kecil, sama dukungan media massa yang pro masyarakat sipil," ungkap Rocky Gerung.
"Dan itu sedang terjadi," sambungnya.
Menurut, Rocky Gerung, bahwa beberapa partai pendukung Jokowi mulai ada perubahan, termasuk Golkar dan PDIP.
Ia menyinggung soal politisi PDIP, Effendi Simbolon yang terang-terangan mengkritik Jokowi soal lockdown.
"Effendi Simbolon adalah, dari dulu, simbol yang dipasang oleh PDIP untuk memberi gangguan yang bagus bagi pemerintah," katanya.
Adapun partai-partai kecil, menurut Rocky Gerung, nanti akan mengikuti arus saja.
"Jadi, pembalikan arus sudah mulai terjadi," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News