GenPI.co - Kepala Tim Trainer Community Policing Kombes Polri (Purn) Syahbani A memberikan saran kepada para perempuan untuk menghadapi hoaks di media sosial.
Syahbani mengatakan bahwa peran perempuan dalam menghadapi hoaks adalah mencermati segala informasi yang masuk.
"Kalau sudah tahu bahwa itu adalah hoaks, lebih baik didiamkan," katanya dalam diskusi daring bertema "Peran Perempuan dalam Menghadapi Hoax" yang diikuti GenPI.co, Rabu (25/8).
Menurut Syahbani, menyebarkan informasi bohong hanya untuk berdiskusi dengan orang itu sudah langkah yang salah.
Kedua, jika hoaks menyasar kepada diri sebagai korban, jangan langsung membalas. Sebab, hal itu dapat mengotori jejak digital diri sendiri.
"Jika merasa tak tahan, bisa langsung diskusikan dengan penegak hukum divisi cyber crime," ujarnya dalam diskusi daring yang diselenggarakan Seknas Perempuan Pendukung Jokowi itu.
Kepala Tim Trainer Community Policing itu memaparkan bahwa hoaks sudah menyerang seluruh lini masyarakat serta tak memandang gender dan jenjang pendidikan.
Namun, hal itu sebenarnya sudah diantisipasi oleh pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam menanggulanginya.
"Ada sanksi hukum, yaitu UU 11 tahun 2008 tentang ITE," paparnya.
Syahbani menuturkan bahwa hoaks tak memiliki unsur kebenaran, karena sudah direkayasa sedemikian rupa.
"Ada misi atau fokus yang ingin dituju sang pembuat dan penyebar hoaks. Mereka membuat berita bohong itu seolah-olah benar," tuturnya.
Lebih lanjut, Syahbani mengatakan bahwa hoaks juga meresahkan dan bisa memecah belah masyarakat. Beberapa di antaranya bahkan didukung oleh beberapa tokoh masyarakat.
"Oleh karena itu, kita harus bisa mencermati dengan baik dalam menilai apakah informasi itu bohong atau tidak," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News