GenPI.co - Politikus PKS Mardani Ali Sera angkat bicara terkait masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menganggap langkah PAN itu adalah hal wajar. sebab, menurutnya setiap partai politik memiliki perencanaan yang berbeda-beda.
“Hak parpol tentu masing-masing punya strategi,” ujar Mardani Ali Sera kepada GenPI.co, Jumat (28/8).
Kendati demikian, dirinya juga mengatakan bahwa pihaknya tetap merasa ada kejanggalan. Sebab, menurutnya, kekuasaan yang besar berbanding sama dengan penyimpangan yang akan dilakukan.
“PKS insyaallah ingin bersama rakyat, melayani rakyat dengan mengontrol kebijakan pemerintah secara kritis dan konstruktif. Insya Allah semuanya untuk membangun negeri,” pungkas Refly Harun.
Di sisi lain, ahli hukum tata negara Refly Harun menilai ada 2 hal yang mungkin terjadi setelah PAN masuk ke koalisi istana.
Dia menduga, ada kemungkinan bergabungnya PAN bertujuan untuk amendemen konstitusi.
“Sehingga kekuatan pemerintah menjadi mutlak. Anggota DPD banyak yang berasal dari partai politik, yang independen justru gampang ditarik,” tuturnya
Oleh sebab itu, menurut Refly mudah bagi Jokowi untuk mengubah konstitusi kalau bermaksud untuk 3 periode dengan merealisasikan Jokpro (Jokowi-Prabowo).
“Jokowi Prabowo Nantinya tidak akan punya lawan. Memang di peraturan KPU itu tidak jelas bagaimana kalau seandainya tidak ada calon,” lanjutnya.
Menurut Refly, koalisi istana akan menciptakan calon boneka di antara 7 partai yang sudah bergabung di pemerintahan Jokowi.
“Tinggal diciptakan 1 tandingan dari 7 parpol yang ada di kolam istana. Maka terjadilah satu lawan satu, hasilnya sudah bisa ditebak bahwa Jokowi Prabowo yang akan memenangkan pertarungan,” analisis Refly Harun.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News