GenPI.co - Lembaga Survei SMRC mengumumkan para pemilih nasional tak lagi condong pada politik Islam. Kini, para pemilih memiliki orientasi politik kebangsaan.
Peneliti Politik Saiful Mujani membedah hal tersebut dalam presentasi hasil survei lembaganya di kanal YouTube SMRC TV, Kamis (21/4).
Dalam presentasinya, Saiful menjelaskan risetnya memiliki skala 0 sampai 10, yang mana 0 itu berorientasi kebangsaan dan 10 berorientasi politik.
Hasil temuan menunjukkan bahwa dalam skala 0-10, pemilih Indonesia memberikan skor pada diri mereka 4,62. Ini menandakan bahwa warga secara umum berorentasi politik kebangsaan.
“Secara nasional, pemilih Indonesia, dalam spektrum Islam dan nasionalis, justru cenderung ke nasionalis,” kata Saiful.
Pada survei itu, pemilih Indonesia juga memberikan penilaian bagaimana orientasi para partai politik, apakah kebangsaan atau Islam.
Menurut pemilih, yang paling berorientasi kebangsaan adalah PDIP. Sementara itu, yang paling berientasi politik Islam adalah PKS. Partai-partai lain berada di antara keduanya.
Saiful melanjutkan bahwa yang dinilai cenderung lebih Islam adalah PKS, PPP, dan PKB.
Sementara itu, yang nasionalis adalah PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat, Gerindra.
Lalu, PAN cenderung berada di tengah.
“Masyarakat punya cukup pengetahuan yang akurat tentang partai-partai ini,” kata Saiful.
Menurut Saiful, hasil survei tersebut menjelaskan mengapa partai-partai politik yang berorientasi kebangsaan dominan dalam politik elektoral Indonesia.
Misalnya, PDIP, Golkar, Nasdem, Demokrat, Gerindra
Sementara itu, PKS dan PPP yang dinilai paling Islam serta PKB dan PAN yang berbasis Ormas Islam, cenderung tidak mendapat dukungan pemilih mayoritas.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News